Judul : Konsep Buku Nonfiksi
Resume Ke : 15
Gelombang : 23
Hari / Tanggal : Jumat / 18 Februari 2022
Narasumber : Musiin, M.Pd
Moderator : Dail Ma'ruf
Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Hanya bagi Allah segala puji dan syukur kita panjatkan, serta teriring Sholawat dan Salam ke junjungan kita Baginda Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabat. Saya berharap bapak ibu guru yang hebat seluruh Indonesia selalu berada dalam lindungan Allah SWT, sehingga masih dapat mengikuti pelatihan ini sampai selesai nanti.
Semalam dikarenakan kondisi kesehatan yang lagi tidak mendukung, saya tidak bisa bergabung bersama bapak ibu semuanya. Batuk, pilek dan sakit tenggorokan yang meyebabkan semalam saya harus beristirahat. Dan qodarullah setelah dilakukan tes antigen saya dinyatakan positif, namun saya tetap merasa bersyukur dalam kondisi apapun, karena begitu banyak nikmat yang sudah kita dapatkan, mungkin melalui penyakit yang diberikan Allah, dosa-dosa kita akan diangkat oleh Allah.
Walaupun dengan kondisi yang masih belum begitu mendukung saya berusaha untuk menyelesaikan tugas resume saya yang ke lima belas ini. Biarpun agak telat mengumpulkan, yang penting saya sudah berusaha. Mungkin lebih baik telat daripada tidak mengumpulkan.
Ketika saya menulis resume ini Alhamdulillah cuaca di kota tempat tinggal saya Pangkalpinang hari ini begitu sejuk karena sedang turun rintik-rintik hujan menemani saya menyelesaikan tugas resume ini. Padahal Matahari bersinar cukup cerah pagi ini, namun siang ini berganti dengan tetesan air hujan. Maha kuasa Engkau ya Allah. Terlepas dari itu semua menurut saya dalam kondisi apapun kita wajib untuk bersyukur. Kalau kata orang tua saya dulu hujan itu adalah Rahmat Allah. Dengan hujan Allah menumbuhkan tanaman yang ada di bumi dan dengan hujan pula kebutuhan air bagi seluruh umat manusia terpenuhi. Karena itu tidak alasan sekecil apapun bagi kita untuk tidak bersyukur terhadap nikmat yang telah Allah berikan. Seperti dalam firman Allah di surat Ar Rahman ayat 13. " Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān" (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?")
Pertemuan malam ini adalah yang ke-lima belas dari tiga puluh kali pertemuan, artinya tanpa terasa kami para peserta pelatihan BM PGRI ini telah melewati separuh perjalanan dan Insha Allah bisa menyelesaikan sampai pertemuan terakhir nantinya. Aamiin.
Malam ke lima belas ini, kami akan disuguhkan materi tentang " Konsep Buku Nonfiksi". Setelah beberapa malam sebelumnya tepatnya malam yang ke-sebelas kami juga pernah mendapatkan materi "Kiat Menulis Buku Fiksi". Saya ingat bahwa cerita fiksi itu bersifat khayalan atau rekaan penulis, berarti kalau cerita nonfiksi bukanlah cerita khayalan atau rekaan dengan kata lain cerita nonfiksi ini ceritanya benar terjadi. Begitulah menurut pemikiran saya sebelumnya.
Untuk mengetahui apakah pemikiran saya ini benar dan untuk tahu lebih banyak tentang seluk beluk buku nonfiksi maka kita akan menyimak materi pada yang akan disampaikan oleh narasumber yang keren dan hebat yaitu ibu Musiin, M.Pd dan akan dipandu oleh seorang moderator yang hebat juga yaitu bapak Dail Ma'ruf.
Profil Singkat Narasumber
Pendidikan Sekolah Dasar beliau tempuh di SDN Kras 1 Kediri, kemudian beliau melanjutkan ke SMPN Kras dari tahun 1983 - 1986, lalu ke SMAN 4 Kediri dan lulus tahun 1989. Setelah tamat SMA beliau melanjutkan ke IKIP Negeri Malang Jurusan Pendidikan Inggris. Beliau menyelesaikan pendidikan Strata I pada tahun 1994. pendidikan Strata II ditempuh di Universitas Negeri Surabaya jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra mulai tahun 2006-2009.Kecintaan akan profesi guru Bahasa Inggris membawanya menempuh Short Course di SEAMEO RELC Singapura tahun 2015.
Pengalaman mengajar dimulai dari menjadi dosen pada tahun 1994 di STKIP PGRI Jombang, STIE Dewantara Jombang dan tutor bagi pekerja asing di PT Chiel Jedang Jombang.
Di lingkungan dunia pendidikan, ia aktif menjadi tim pengembang mata pelajaran Bahasa Inggris dan tim penilai angka kredit guru di tingkat Kabupaten Kediri.
Selain mengajar, Bu Iin juga founder organisasi swadaya masyarakat YAPSI yang berdiri sejak tahun 1991dan sebagai penulis pemula, tidak kuarang dari tujuh karya buku yang telah beliau hasilakan.
Uraian Materi
Diawal perkenalan ibu Iin menyampaikan bahwa beliau dulu tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang penulis buku. Namun setelah mengikuti kelas menulis yang diprakarsai Om Jay menjadi bukti bahwa tidak ada yang tidak mungkin.
Om Jay selalu memotivasi untuk selalu menulis dan lihatlah keajaiban itu akan terjadi. Beliau adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8. Buku beliau yang bertajuk "Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi" merupakan buku yang berhasil beliau tulis sekaligus untuk menaklukkan tantangan Prof. Ekoji. Buku beliau bersama delapan orang teman lainnya telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia baik secara online maupun offline dan telah berhasi masuk ke penerbit mayor.
Lebih lanjut narasumber mengatakan bahwa ada ketakutan yang beliau rasakan ketika beliau menulis buku dan mungkin ketakutan yang sama akan kita rasakan pula. Ketakutan itu diantaranya :
1. Takut tidak ada yang membaca.
2.Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
3. Merasa karya orang lain lebih bagus.
Ketakutan itu yang sering kali membuat beliau merasa konyol dengan hanya duduk berjam-jam di depan laptop, tanpa menulis apapun.
Akhirnya beliau bergabung di group menulis Om Jay dan bertemu dengan para penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof. Ekoji. Beliau yang tadinya minder, sekarang mulai berani untuk menulis dan ternyata menulis itu adalah kegiatan yang menyenangkan.
Narasumber memberikan perumpaan bahwa kita seperti seorang chef yang mempunyai banyak bahan masakan, yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Seperti halnya menulis, kita bisa menulis apa saja, tentang hobi kita, kesukaan kita, kegemaran, cerita atau tentang sesuatu yang kita kuasai atau kita cintai.
"Do what you love and love what you do". (Kerjakan apa yang kamu cintai, cintai apa yang kamu kerjakan)
Menurut ibu Iin pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Kita semua memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir.
Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis mengukir perjalanan hidup kita. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian.
Lebih lanjut lagi narasumber menyampaikan bahwa menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip. Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.
Selanjutnya ibu Iin juga menyampaikan bahwa sebelum menulis kita harus menemukan alasan kuat dalam diri kita mengapa kita ingin jadi penulis. Ada beberapa alasan yang menyebabkan beliau ingin jadi penulis,diantaranya :
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.
Kutipan diatas akan masih sangat relevan di era digital saat ini. Karena Kekuatan youtuber hebat, selegram terkenal,salah satunya adalah faktor komunikasi. Komunikasi bisa dibangun jika kita pandai merangkai kata dan kalimat.
Kutipan kalimat diatas membawa pesan kepada kita bahwa menulislah jika engkau ingin dikenal orang banyak. Keinginan kuat ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum tarik menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Kalau kita berpikir untuk menulis buku maka akan lahir buku. Kalau kita berpikir kegagalan, maka yang tersisa hanya kekecewaan dan kegagalan.
Ibu Iin selaku moderator menyampaikan bahwa dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:
1. Pola Hierarkis.(Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)
Contoh: Buku Pelajaran
2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contoh: Buku Panduan
3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)
Pada penulisan buku Literasi Digital Nusantara beliau menggunakan pola ketiga yakni Pola Klaster.
Proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah, yakni :
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan
Langkah Pertama
Pratulis, yaitu :
1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dan lain-lain. Kita bebas memilih tema yang kita kuasai dan kita cintai.
Untuk melanjutkan tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
Jika ide itu datang segeralah ditulis, karena ide itu sifatnya mudah datang dan juga mudah pergi.
Tema yang beluau angkat di buku beliau adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020.
Menurut narasumber referensi penulisan buku bisa dari 5 sumber berikut ini, yaitu :
1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal.
2. Keterampilan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal.
3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini.
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan.
Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini beliau ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.
BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet.
BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial
BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital
BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat
BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10.Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis
Langkah kedua
Menulis Draf
1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan
Langkah ketiga
Merevisi Draf
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah
Langkah keempat
Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma
Menurut narasumber akan ada hambatannya yang akan kita temui. Hambatan-hambatan dalam menulis adalah :
1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis
Lalu bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut?
Banyak cara mengatasi hambatan untuk menulis. Solusi itu ada di diri kita sendiri.
1. Banyak membaca
2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi.
Demikian akhir materi yang disampaikan oleh ibu Iin, narasumber yang keren. Terselip sedikit harapan semoga saya bisa meniru jejak beliau dalam bidang tulis-menulis. Terimakasih ibu Iin atas ilmu yang sudah dibagikan kekami semua. Semoga apa yang ibu sampaikan akan menjadi motivator dan bekal bagi kami sebagai penulis pemula, dan juga semoga ini menjadi amal jariyah ibu yang akan diberikan balasan oleh Allah SWT. Diakhir saya kutip kembali kalimat motivasi yang diberikan ibu Iin.
MARI KITA MENJADI PEMENANG DAN MENGUKIR NAMA KITA SEBAGAI BAGIAN DARI SEJARAH PERADABAN MANUSIA.
Pangkalpinang, 19 Februari 2022
Setengah jalan kita telah lewati...semoga tetap semangat hingga akhir, berangkat niat menulis bersama dan kita lulus bersama pula.amin.amin
BalasHapusTerimakasih bunda...semangat..💪💪💪
HapusAlhamdulillah, berkat senantiasa bersyukur, Allah memberikan kemudahan dlam menyelesaikan tugas-tugas. Semangat berkarya, semoga mahkota penulis dapat terwujud.
BalasHapusThank you...for supporting me..always...😍😍
HapusSemoga kita bisa semangat terus ya bu
BalasHapusTerimakasih bunda... Insha Allah..
HapusSemangat bu En, semoga sehat2 dan bisa balik ke sekolah dan terus berpartisipasi di BM
BalasHapusTerimakasih..bu yusbi...semoga tetap semangat bersama...
HapusBu eny ini nungkin suatu ujian untuk naik kelas mantap resumenya walau dalam keadaan sakit semoga ceoat sembuh ya tetap semangat..
BalasHapusTerimakasih..Ris...ayo tetap semangat..
HapusBu Eni hebat dan inspiratif. Sakit tapi tetap bersemangat. Cepat sembuh ya bu...
BalasHapusTerimakasih..bunda untuk doanya...semangat terus..
Hapus