menu

Kamis, 24 Februari 2022

Mengenal Penerbit Indie

 

Judul : Mengenal Penerbit Indie
Resume ke : 17
Gelombang : 23
Hari /Tanggal : Kamis / 23 Februari 2022
Narasumber : Mukminin,S.Pd., M.Pd.
Moderator : Ibu Helwiyah

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bagaimana Khabar bapak ibu guru-guru, bapak ibu para narasumber dan moderator yang hebat dan keren. Alhamdulillah kita masih bisa bertemu pada malam ini walaupun hanya melalui pesan WA. Saya pribadi merasa sangat beruntung bisa mengikuti kegiatan BM PGRI ini. Pertama mari kita bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah karuniakan kepada kita, nikmat sehat dan kesempatan sehingga kita masih bisa bertemu pada malam ini. Tak lupa pula sholawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Allah Muhammad SAW beserta Keluarga dan para sahabat.

Malam ini sudah memasuki malam yang ke-tujuh belas dari tiga puluh malam yang akan kita ikuti. Berarti kita masih menyisakan tiga belas malam lagi dan selanjutnya Insha Allah buku solo perdana akan segera terbit, Aamiin.
Malam ini tema yang akan disampaikan adalah " Mengenal Penerbit Indie" , sebuah tema yang menurut saya sangat menarik dan penting karena untuk menerbitkan buku tentu saja kita harus berhubungan dan mengenal penerbitnya. Narasumber yang akan membersamai kami adalah bapak Mukminin, S.Pd.,M.Pd. dan moderator yang akan memandu kita adalah seorang ibu muda yang cantik yaitu Ibu Helwiyah.
Pertemuan malam ini diawali dengan doa dan dilanjutkan dengan memperkenalkan narasumber oleh ibu Helwiyah selaku moderator. Berikut profil Singkat Narasumber.

Profil Singkat Narasumber

Mukminin, S.Pd.,M.Pd. atau yang akrab dipanggil Cak Inin, dilahirkan di Jombang, pada tanggal 6 Juli 1965. Beliau lulus D2 IKIP NEGERI Surabaya pada tahun 1987. Kemudian beliau melanjutkan pendidikan Strata 1 ke IKIP PGRI Tuban dan lulus pada tahun 1998. Beliau melanjutkan lagi pendidikan Strata 2 ke UNISDA LAMONGAN dan selesai tahun 2012. Beliau mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain sebagai staff pengajar di SMP Negeri 1 Kedungpring Lamongan , masih banyak lagi profesi yang beliau tekuni. Dalam bidang tulis menulis beliau adalah seorang penulis yang produktif. Sejumlah buku solo dan buku antologi telah beliau hasilkan. Untuk mengetahui lebih lagi tentang narasumber silahkan di buka CV beliau dilink di bawah ini.


Ini adalah beberapa buku solo dan buku antologi yang telah beliau tulis.




Uraian Materi
Diawal narasumber menyampaikan bahwa beliau adalah juga alumni kelas belajar menulis PGRI yang dipelopori oleh Om Jay gelombang 8. Bersama beliau saat itu ada Ibu Noralia Purwa Yunita, Ibu Musiin, Bapak Roma Yulius Patandean juga ada bapak Suharto (Cing Ato) kesemuanya merupakan narasumber yang hebat yang kami temui dalam pelatihan ini. Narasumber mulai menulis pada usia yang tidak muda lagi, yaitu 55 tahun. Buku solo perdana beliau adalah resume hasil ikut pelatihan 30 kali yang sekarang terjual laris manis berjudul "Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Pakar".



Ini adalah buku antologi kenangan para penulis yang tergabung di gelombang 8 yang diedit oleh Ibu Noralia dan diterbitkan oleh narasumber di Penerbit Kamila Press Lamongan. Untuk menambah semangat menulis silahkan mampir ke Blog cak Inin dibawah ini.


Selanjutnya Cak Inin menatang peserta untuk menjawab pertanyaan apa alasan seseorang menulis buku (4 alasan), bagi yang bisa menjawab akan mendapatkan sebuah buku terbaru beliau BEST EDITION  LARON ( Puisi genre baru 2.0).


Berikutnya narasumber menyampaikan bahwa pada zaman melinial ini semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menurut beliau menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yang kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman yang inspiratif. Kisah dan pengalaman tersebut perlu kita tulis dan terbitkan menjadi buku yang bermanfaat bagi orang lain ataupun pembaca.

Lebih lanjut lagi beliau menyampaikan untuk bisa terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Berbicara motivasi, ada banyak kata-kata atau kalimat motivasi agar kita terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

Contohnya :
"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". (Ali bin Abi Thalib).
"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". (Imam Al-Ghazali).

Menurut narasumber ada 5 tahapan yang harus dilalui jika seseorang ingin bisa menulis dan menerbitkan buku yaitu :

1. Prawriting
a. Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dengan peka terhadap sekitar ( Pay attention).
b. Penulis harus kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.
c. Penulis harus banyak membaca buku.

2. Drafting
Penulis mulai membuat Draf ( outline buku/ daftar isi buku) yang dilanjutkan dengan menulis naskah buku sesuai draf tadi.
Menulis harus sesuai dengan apa yang disukai ( passion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dg penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekspresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi
Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yg perlu ditambahkan.

4. Editing/ Swasunting
Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editing. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kita akan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai denga EBBI.

5. Publikasi
Jika tulisan kita yg berupa naskah buku sudah yakin maka kita memasuki tahap Publikasi atau penerbitan buku.
Pertanyaannya apakah kita sudah mempunyai pandangan penerbit yg akan menerbitkan buku kita?
Jawabnya adalah penerbit Independen ( penerbit Indie) yg kita suka.

Penerbit Mayor dan Penerbit Indie
Dalam uraiannya Beliau juga menegaskan bahwa penerbit buku ada 2 macam. Pertama penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie.

Perbedaannya adalah :
1. Jumlah Cetakan di penerbit mayor.
  • Penerbit mayor mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.
  • Penerbit indie hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.
2. Pemilihan Naskah yang Diterbitkan
  • Penerbit mayor : Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.
  • Penerbit indie : Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.
3. Profesionallitas
  • Penerbit mayor : Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.
  • Penerbit indie : penerbitpun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah tapi cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Penerbit menjaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas coklat halus awet ( bookpaper).
4. Waktu Penerbitan
  • Penerbit mayor : Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.
  • Penerbit indie : Tentu berbeda, penerbit akan segera memproses naskah yang diterima dengan cepat. Dalam hitungan minggu buku sudah bisa terbit. Karena memang, penerbit tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Penerbit menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga penerbit tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.
5. Royalti
  • Penerbit mayor : kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.
  • Penerbit indie : umumnya 15-20% dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll
6. Biaya penerbitan
  • Penerbit mayor : Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit.
  • Penerbit indie : Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.
Selanjutnya beliau juga menambahkan bahwa ada 3 penulis indie, yang salah satunya adalah milik narasumber, yaitu Penerbitan "KAMILA PRESS LAMONGAN " yang melayani cetak buku, dengan jasa ISBN, editing, Lay out, dan design cover buku dengan harga terjangkau.

Berikut syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:
1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis
2. Ketik A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran font 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf Arial, calibri atau Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA beliau atau email gusmukminin@gmail.com.



Demikian materi yang telah disampaikan oleh cak Inin. Semoga kita semua selalu diberikan Allah kesehatan sehingga pada akhirnya nanti kita akan menerbitkan buku solo perdana bersama salah satu penerbit Indie. Terimakasih cak Inin atas waktu dan kesediaan nya berbagi bersama kami, semoga apa yang bapak bagikan kepada kami akan dicatat sebagai Amal jariyah dan diberikan balasan surga oleh Allah SWT, Aamiin.





Pangkalpinang, 23 Februari 2022 












































































































4 komentar:

  1. Semangat Bu..
    Semoga kita bisa masuk ke penerbit indie atau penerbit mayor..

    BalasHapus
  2. Tetap semangat dan selalu semangat semoga kita tetap selalu sehat

    BalasHapus
  3. Mantab ayo.smgt menulis dan terbitakan bukunya

    BalasHapus

Teknik Promosi Buku

Judul : Teknik Promosi Buku. Resume Ke : 28 Gelombang : 23 Hari / Tanggal : Senin / 21 Maret 2022 Narasumber : Akbar Zainudin Moderator : Wi...