Judul : Menulis Dikala Sakit Resume : 22 Gelombang : 23 Hari / Tanggal : Senin / 7 Maret 2022 Narasumber : Suharto, S.Pd., M.Pd. Moderator : Dail Ma'ruf
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bersyukur kepada Allah atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan dengan ucapan Alhamdulillah, sholawat dan salam tak lupa selalu tercurahkan kepada nabi junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Kembali malam ini kita bertemu dalam group WA untuk mengikuti kegiatan BM PGRI yang telah memasuki malam yang ke dua puluh dua. Sore hari tadi ibu Rosminiyati telah membagikan Flyer tentang materi yang akan disampaikan. Dari flyer tersebut saya mengetahui bahwa tajuk materi pada malam ini adalah " Menulis Di Kala Sakit". yang akan disampaikan oleh narasumber kita yaitu bapak Suharto, S.Pd.,M.Pd. didampingi oleh moderator bapak Dail Ma'ruf. Pada saat membaca judul materinya yang pertama terlintas dalam pikiran saya adalah rasa tanda tanya yang cukup besar apa mungkin dalam keadaan sakit orang bisa menulis, karena menurut pikiran saya jangankan dalam keadaan sakit, dalam keadaan sehatpun belum tentu orang bisa menulis.
Karena itulah saya sangat penasaran dan ingin mengetahui bagaimana bisa kita menulis dikala kita dalam keadaan sakit. Materi ini akan sangat menarik untuk diikuti dan disimak. Insha Allah dengan menyimak materi pada malam ini, motivasi dan keinginan untuk menulis semakin besar dan Insha Allah pula narasumbernya akan menjadi motivator dan inspirator bagi kami sebagai penulis pemula. Mari kita simak profil Singkat Narasumber yang telah beliau siapkan dalam bentuk Video di bawah ini.
Seperti yang dikatakan oleh bapak Dail Ma'ruf sebagai moderator diawal pertemuan, sayapun sependapat bahwa ada berjuta perasaan yang berkecamuk di dalam dada setelah menyaksikan video tadi. Kagum dan haru dengan penderitaan dan semangat dari Cing Ato.
Diawal pertemuan cing Ato ingin berbagi pengalaman bagaimana awal beliau menulis dan apa tujuan beliau menulis. Selanjutnya sebelum ke cerita yang lebih jauh lagi, beliau terlebih dahulu memperkenalkan diri. Beliau bernama Suharto namun lebih dikenal dengan Cing Ato ataupun Cang Ato. Beliau asli berasal dari Jakarta atau asli Betawi. Saat ini beliau bertugas di MTsN 5 Jakarta Utara.
Sebelum sakit beliau sudah senang menulis dan sudah menulis satu buku solo yang berjudul "Mengejar Azan". Buku ini bercerita tentang kehidupan masa kecil beliau, tentang pendidikan beliau sampai menjadi guru dan seorang PNS. Beliau menceritakan bahwa pada awalnya beliau tidak bisa menulis dan untuk menyusun kata-kata pun beliau sulit. Beliau juga tidak mengerti apa itu literasi. Ketika ada kegiatan literasi disekolah, beliau melihat kegiatannya hanya membaca buku dan meringkasnya.
Kemudian beliaupun mencari arti kata literasi dari kamus. Akhirnya beliaupun tertarik untuk belajar menulis dan membeli buku tentang tulis menulis. Beliau mulai menulis namun tidak bisa dan bingung dari mana harus memulainya, apa isinya, dan bagaimana cara mengakhiri tulisan itu. Lalu beliau pun membuka Facebook dan mencari pelatihan menulis dan beliau mendapatkan pelatihan menulis yang diadakan KSGN dan beliau pun mendaftar sebagai peserta ditahun 2016. Disitulah beliau bertemu dengan orang-orang yang tertarik pada dunia tulis menulis, salah satunya adalah Om Jay. Di tahun 2017 beliau secara intens ikut pelatihan di Cipanas dan sudah mengenal beberapa penerbit. Dikala lagi semangat-semangatnya beliau menulis, beliau mendapat cobaan Allah dengan ujian sakit hingga selama satu tahun tidak bisa bergerak.
Tiga tahun delapan bulan beliau masih berjuang untuk pulih. kalau menghitung biaya tidak tahu lagi sudah berapa biaya yang dikeluarkan. Beliau hanya yakin Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Beliau nikmati saja ujian dari Tuhan ini sambil terus menyukuri nikmat lain yang Tuhan berikan.
Cing Ato mengatakan bahwa sakit yang beliau alami diibaratkan seperti pembuskus permen sebagaimana kata pak Nasrullah dalam bukunya magnet rezeki. Pak Nasrullah mengatakan ujian dan musibah laksana sebuah permen. Pembungkusnya adalah musibah, tetapi di balik pembungkus itu Allah sudah sediakan berjuta kenikmatan. Maka itu, terimalah dengan ikhlas dan banyak bersyukur. Intinya dibalik segala sesuatu ada mengandung hikmah.
Cing Ato menambahkan bahwa tidak ada yang dapat beliau lakukan dalam kondisi serba keterbatasan, kecuali membaca dan menulis. Dahulu menulis dengan alat tulis dan membaca harus membuka buku. Kini zaman teknologi cukup dengan gawai/smartphone kita bisa membaca dan menulis.
Beliau bercerita bahwa semua berawal dari tidak aktifnya beliau karena tubuh beliau yang tidak bisa bergerak selama satu tahun. Terkadang beliau merasa agak stress juga karena tidak ada yang dikerjakan, hanya melamun seorang diri di kamar. Sesekali beliau minta televisi dihidupkan. Karena tidak bisa menekan remote, televisi tidak pernah ganti channel. Lama-kelamaan beliaupun merasa bosan juga.
Sampai pada suatu hari ada suara dari gawai istri beliau yang tertinggal, lalu beliau meminta asisten rumah tangga untuk mengambilkan dan meletakkan di atas dada beliau dengan beralaskan bantal, lalu beliaupun mencoba menyentuh gawai tersebut dan ternyata bisa tersentuh. Setelah istri beliau pulang dari mengajar beliau bertanya dimana gawai punya beliau. Maklum sudah satu tahun enam bulan beliau tidak pernah melihat gawai lagi. Istri beliaupun langsung mengambilkan gawai.tersebut dan beliau minta dibelikan peket internet dan berganti nomor. Karena nomor yang lama sudah tidak aktif.
Dari sinilah beliau mulai melacak akun Facebooknya. Butuh waktu tiga hari untuk menemukan passwordnya. Maka mulailah beliau menulis dan memposting kondisinya. Setelah satu pekan menulis timbul keiginan beliau untuk menulis apa yang sedang beliau alami saat itu. Akhirnya beliaupun menuliskan mulai dari beliau terserang penyakit, dirawat di rumah sakit, bagaimana beliau menjalani pengobatan selama di rumah sakit, peristiwa-peristiwa yang terjadi selama sakit, dan beliau tutup tulisan sampai beliau kembali ke Madrasah.
Kata Cing Ato beliau menulis sesuai kronologis yang terjadi, jadi secara berurutan. Seperti melihat sinetron berseri. Banyak apresiasi dari sahabat Dumai. Bahkan tulisan beliau dinantikan dan ditunggu kehadirannya. dan hebatnya lagi pembaca pun beliau ajak menentukan judul artikel terakhir. Banyak yang memberikan judul artikel terakhir, yang pada akhirnya beliau memilih judul "Kembali ke Madrasah". Kenapa kembali ke madrasah? Karena menurut beliau berawal dari madrasah lalu ke rumah sakit dan tak pernah kembali selama 18 bulan.
Ketika dipertengahan jalan ada sahabat sekaligus seorang narasumber yang memberikan ilmu kepada beliau ketika beliau ikut pelatihan dengan KSGN. Narasumber tersebut menghubungi Cing Ato. Ternyata narasumber tersebut sempat mengikuti tulisan Cing Ato. Narasumber bertanya-tanya tentang tulisan yang Cing Ato tulis. Apakah Cing Ato sedang menulis kisah orang atau kisah sendiri. Karena tokoh utama Cing Ato ganti dengan kata "AKU". Narasumber itupun langsung menghubungi Cing Ato lewat vicol. Otomatis narasumber itu melihat kondisi Cing Ato yang sebenarnya. Kurus seperti tengkorak hidup, suara tidak jelas, selang NGT masih menempel di hidung, selang ventilator masih menempel di leher. Narasumber itupun terharu dan mencoba melacak tulisan Cing Ato dari awal. Baru seperempat jalan narasumber itupun tidak sanggup lagi membacanya.
Seminggu berselang Om Jay menghubungi Cing Ato lewat vicol. Om Jay pun terharu tetapi Om Jay salut dan mengapresiasi tulisan Cing Ato. Dari sinilah Om Jay mengajak Cing Ato untuk ikutan pelatihan menulis. Cing Ato pun ikut walau terkadang tubuh beliau tak mampu mengikuti. Alhamdulillah, karena lewat WhatsApp, materinya bisa Beliau baca di siang hari. Selanjutnya materi tersebut beliau simpan di blog lalu beliau jadikan sebuah buku bertajuk "Belajar Tak Bertepi".
Menurut Cing Ato lagi dari mengikuti pelatihan menulis gelombang 8, setidaknya memperkaya tulisan beliau, sehingga tulisan beliau semakin hidup. Karena semua benda yang ada disekitar ruang rumah sakit, beliau ikut sertakan dan beliau visualisasikan seperti suatu yang bernyawa. Buku tersebut beliau beri judul"GBS Menyerangku" kisah nyata seorang guru bergulat dengan penyakit langka dengan menulis. Alhamdulillah, setelah jadi buku banyak yang berminat hingga kini.
Karena menulis setiap hari maka ratusan artikel yang sudah beliau miliki. Semuanya beliau simpan di Facebook dan blogspot. Dari artikel inilah beliau jadikan buku kedua ketika sakit. Yaitu "Menuju Pribadi Unggul". Untuk memperindah tulisan dibuku, beliau berguru dan langsung dibimbing oleh bapak Akbar Zaenudin. Setelah jadi bapak Akbar Zaenudin menyarankan untuk mencoba dikirim ke penerbit mayor. namun Cing Ato tidak bersedia, karena terlalu lama menunggu diterima atau tidaknya. 2/3 tulisan di blog belum beliau bukukan lagi hingga sekarang. Karena beliau menulis bentuk buku yang lain.
Hampir setiap hari Cing Ato menulis, kebetulan masa pandemi covid-19 terjadi, sehingga hampir dua tahun bekerja dari rumah. Waktu-waktu kosong itulah beliau manfaatkan untuk menulis. Beliau tidak bisa tidur sebelum mendapatkan ide untuk menulis. Sehingga terkadang beliau banyak menerawang sampai dapat ide apa yang besok beliau tulis. Inilah Buku Solo Karya Cing Ato.
1. Mengejar Azan (dua bulan sebelum sakit) 2018
2. GBS Menyerangku 2020
3. Menuju Pribadi Unggul2020
4. Kompilasi kisah inspiratif 2021
5. Belajar tak bertepi 2021
6. Aisyeh Menunggu cinta (Roman Betawi)2021
7. Menepis kesulitan menulis 2021
8. Gadis pemikat (cerpen) 2022
9. Kado khusus sang bintang (motivasi belajar)2022
10. Lentera Ramadan 2022
Sedang digarap
11. Catatan harian guru blogger madrasah
12. Cing Ato Belajar pantun
13. Cing Ato Belajar puisi
14. Menulis dikala Sakit.
Buku GBS Menyerangku pernah diresensi oleh prof Dr ngainun Naim. Buku menepis kesulitan diresensi oleh guru dari Kalimantan Barat dan menghantarkan beliau menjadi sang juara.
Motivasi Cing Ato menulis :
1. Untuk menambah amal ibadah
Di saat tak berdaya Beliau berpikir. Apa ya yang bisa menambah amal ibadah pada saat beliau sakit. Waktu sehat beliau sering khutbah, ceramah, menjadi motivator untuk peserta didik. Setelah berpikir, kenapa beliau tidak menulis saja di medsos. Akhirnya beliau menulis tentang karakter yang berkaitan membangun diri menjadi manusia unggul. Alhamdulillah, banyak yang memberikan Apresiasi dan menunggu-nunggu kehadiran tulisan berikutnya. Dari menulis inilah Tuhan memberikan apa yang tidak beliau duga. Justru disaat sakit beliau mendapatkannya.
1. Beliau kebanjiran teman yang ingin bersahabat
2. Banyak yang konsultasi tentang menulis
3. Dapat panggilan menulis dari adik beliau di Pusdatin ( gara-gara dia melihat dan membaca tulisan-tulisan beliau di medsos)
4. Kedatangan para youtuber
5. Menjadi narasumber pada pelatihan di KSGN PGRI
6. Mendapatkan penghargaan dari Bang Jafar DKI sebagai "Pahlawan pendidikan" Jakarta.
7. Banyak teman kerja dan teman medsos yang membuat buku.
2. Untuk kenaikan pangkat
Kebetulan Cing Ato sudah terlambat naik pangkat karena sibuk kuliah dan sakit. Teman-teman beliau sudah mau ke-IV b namun beliau masih di III d. Alhamdulillah Januari ini beliau mengajukan kenaikan ke IVa dengan menyertakan 1 PTK dan 6 buku solo.
3. Untuk kebanggaan/ motivasi/ inspirasi.
Agar anak-anak Cing Ato yang sedang menimba ilmu di pondok punya kebanggaan terhadap ayahnya. Setidaknya dalam hatinya ayah yang sedang sakit saja masih punya semangat untuk belajar dan berkarya. Begitu juga untuk memberikan inspirasi kepada teman-teman untuk bergerak dan keluar dari zona nyamannya.
4. Untuk mengabadikan ilmu yang dimiliki agar tidak hilang ditelan waktu. Maklum hafalan atau ingatan terkadang lupa, maka itu perlu dipatri di dalam sebuah ikatan yaitu buku.
Tidak berhenti dibidang menulis saja, Cing Ato pun merambah ke bidang desain cover buku, flayer, layout buku. Di samping ikut pelatihan menulis beliau juga mengikuti pelatihan desain cover lewat canva secara berbayar. Alhamdulillah, setidaknya beliau bisa membuat cover buku sendiri.
Beliau juga banyak membantu teman-teman untuk membuat cover bukunya dengan gratis. Beliau
juga dipercaya untuk membantu membuat desain cover buku dan flayer di Penerbit YPTD.
Beliau juga siap membantu para peserta untuk membuatkan cover pada pelatihan ini. Silahkan kirim judul dan sinopsisnya. Cukup dengan gawai melalui aplikasi canva langsung jadi. Kalau mau belajar otodidak silahkan lihat di yuotube beliau. Chanel "Suharto MTsN 5 Jakarta" Bagaimana menulis bagi pemula?
Kata siapa menulis itu mudah. Menulis itu sulit. Mereka yang bilang mudah karena mereka sudah punya pengalaman. Yang sering menulis saja terkadang masih mengalami kesulitan dalam menulis. Apalagi bagi pemula. Tanya kalau tidak percaya kepada teman-teman yang belum pernah menulis. Atau ajak mereka menulis. Pasti mereka bilang saya tidak bisa menulis, saya tidak berbakat, saya bingung menulis apa, dan sejumlah lontaran alasan yang pasti di dapat.
Cing Ato juga dulu pernah seperti itu, tapi beliau tidak diam saja. Beliau berusaha untuk tahu rahasia menulis. Maka itu, beliau mencari pelatihan menulis. Bertemulah beliau dengan pria gempal lalu bertanya kepadanya dan pertanyaan Cing Ato dianggap bagus sehingga mendapatkan hadiah dari beliau. Nah lihat saja siapa pria gempal itu.
Pertanyaannya sederhana sekali."pak saya bingung untuk menulis, bagaimana cara untuk mengawalinya dan mengakhirinya? Terus apa yang saya harus tulis? Ya, begitulah di antara bunyi pertanyaannya.
Beliau menjawab.
1. Tulis apa yang kita bisa dan kuasai
2. Tulis apa yang pernah kita alami dan rasakan.
3. Tulis apa yang ada di sekitar kita.
4. Gunakan bahasa yang sederhana yang terpenting pesan tersampaikan.
Setelah Cing Ato ketemu kuncinya. Beliau awali menulis apa yang pernah beliau alami dan rasakan. Beliau menulis buku memori tentang menuntut ilmu dari sejak tingkat SD sampai menjadi guru ASN di kementerian agama. Jadilah buku "Mengejar Azan" dan "GBS Menyerangku"
Akhirnya menulis yang tadinya terasa sulit setelah mengetahui kuncinya menjadi mudah. Maka itu, beliau menulis buku"Menepis Kesulitan Menulis" buku ini cocok untuk penulis pemula. Segera miliki. Jadi ketika orang tidak bisa menulis, karena belum mendapatkan kuncinya. Jika sudah mendapatkan, maka dengan kunci itu dia akan mudah berselancar mengarungi bahtera literasi. Inilah Kondisi Cing Ato Sekarang.
Masha Allah, sungguh Allah maha benar dan Allah lebih mengetahui yang lebih baik untuk hambanya. Banyak sekali hikmah yang bisa kita petik dari kisah dan perjuangan hidup Cing Ato. Tidak ada yang sia-sia yang terjadi dalam hidup kita kecuali Allah ingin menaikkan derajad kita termasuk dikala kita diberikan ujian, dan Cing Ato telah membuktikannya. Terima kasih Cing Ato untuk cerita hidup yang sangat menginspirasi dan semoga apa yang Cing Ato bagikan ke para peserta pada malam ini akan dicatat Allah sebagai amal jariah Cing Ato dan akan diberikan ganjaran pahala oleh Allah SWT. Aamiin.
"Sering kali kita hanya melihat satu waktu saat kita sakit dan melupakan 99 kali saat kita sehat. Kapan saja kita kehilangan rasa syukur, maka kita akan kehilangan sifat iman kita." – Sheikh Kamaluddin Ahmed
Semangat yang tak pernah pudar sekalipun sudah di penghujung. Semoga karya besar segera lahir buah dari semangat yang selalu berkobar.
BalasHapusMakin semangat Bu
BalasHapusMantul, Cing Ato luar biasa
BalasHapusSemangat Bu, semoga kita termotivasi untuk berkarya sehingga kita tidak hanya terpaku dengan satu waktu sakit dibandingkan 99 waktu sehat.
BalasHapusLuar biasa, semoga semangat Cing Ato jadi inspirasi buat kita semua
BalasHapusMari lebih semangat lagi
BalasHapus