menu

Jumat, 28 Januari 2022

Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Menulis Buku dari Karya Ilmiah



Judul : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Resume ke : 6

Gelombang : 23

Hari / Tanggal : Jumat / 28 Januari 2022

Nara Sumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd

Moderator : Ibu Raliyanti


Bismillahirrahmanirrohiim,

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kesempatan pada saya untuk kembali mengikuti kegiatan belajar menulis PGRI malam ini dan tak lupa pula sholawat dan salam saya haturkan ke junjungan kita Nabi Allah Muhammad SAW. Tanpa terasa malam ini adalah pertemuan kami yang ke-6, itu artinya sudah ada 6 resume yang telah kami kumpulkan walaupun resume yang telah saya buat belum merupakan resume yang baik dan benar, tapi saya akan tetap berusaha untuk menulis resume yang terbaik menurut saya berdasarkan ilmu yang sedikit demi sedikit saya dapat di pelatihan ini. 

Malam ini langit sangat cerah dan dipenuhi dengan taburan bintang-bintang, suhu cuaca pada malam inipun cukup untuk membuat kita berpeluh karena gerahnya. Setelah menyalakan Air Conditioner sayapun mulai menghidupkan laptop saya dan mulailah jemari ini merangkai kalimat demi kalimat. 

Bertindak selaku moderator pada malam ini adalah ibu Raliyanti, sedangkan nara sumber yang akan membersamai kita adalah seorang anak muda yang berbakat dan mempunyai segudang prestasi. Beliau adalah Noralia Purwa Yunita, M.Pd. Tema yang akan kita simak dan kita bahas pada malam ini adalah tentang Menulis Buku dari Karya Ilmiah. Menurut saya tema pada malam ini akan sangat menantang dan menarik.

Pelatihan malam ini seperti biasa diawali dengan berdoa dan perkenalan dengan moderator dan nara sumber. Setelah ibu Raliyanti memperkenalkan diri sebagai moderator pada malam ini, beliau selanjutnya memperkenalkan nara sumber yang luar biasa, seorang guru muda hebat dan berbakat dengan begitu banyak prestasi.

Melihat profil beliau terus terang saja saya merasa kagum, karena diusia yang terbilang masih muda belia, beliau telah memiliki begitu banyak prestasi yang mengagumkan.Tidak kurang dari 21 publikasi karya yang telah ditulis, baik itu berupa artikel, buku antologi maupun buku solo. Selain sebagai staf pengajar di SMPN 8 Semarang, beliau juga seorang penulis dan bloger. Beliau adalah alumni kelas menulis gelombang 8, beliau cukup sering menulis untuk salah satu rubrik di sebuah majalah.

Berbicara masalah karya ilmiah, kita  pasti  sudah pernah membuat karya ilmiah. Bagi yang lulusan S1, pasti pernah berjuang dengan yang namanya skripsi. Bagi yang melanjutkan pendidikannya lagi ke jenjang S2, akan meningkat lagi jenis karya ilmiahnya yaitu membuat tesis,lalu setelah menjadi guru, kita diberikan tuntutan untuk membuat satu jenis karya ilmiah lagi (sebagai penunjang kenaikan pangkat bagi ASN) yakni PTK, best practice, makalah tinjauan ilmiah, artikel ilmiah. Dari sini kita dapat melihat bahwa manfaat karya ilmiah hanya sebatas untuk memenuhi tuntutan tertentu saja. Bagi yang sedang kuliah S1, S2 atau S3 tujuannya semata hanya untuk memenuhi prasyarat agar dapat lulus dan mendapatkan gelar, selebihnya jika sudah disidangkan atau telah dilakukan penilaian, KTI sudah pasti dibiarkan tergeletak begitu saja di rak perpustakaan atau bahkan di gudang. Padahal, jika kita mengingat perjuangan untuk membuat dan menyelesaikan KTI tersebut, tentu tidak sedikit pengorbanan yang harus dikeluarkan, entah itu materi, waktu, atau bahkan psikis. Bahkan untuk sebagian orang ada yang menyelesaikan KTI sampai menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Apakah kita rela jika karya yang sudah kita buat dengan usaha semaksimal mungkin, hanya kita sendiri yang menikmatinya atau hanya pihak tertentu saja yang mengetahuinya? 

Solusi yang dinilai lebih memberikan banyak manfaat, yaitu mengubahnya menjadi sebuah buku. Ada banyak manfaat mengkonversi karya ilmiah menjadi buku, antara lain. 
A. Dapat dibaca oleh masyarakat awam
B. Buku dapat diperjualbelikan, jadi ada keuntungan material yang dapat kita peroleh
C. Bagi para ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit. Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, juga akan mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi. Sekali dayung 2 pulau terlampaui.
D.Jika buku hasil konversi karya ilmiah milik kita banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama kita sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri
E. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku.
 
Bagaimana cara mengkonversi karya ilmiah ini menjadi sebuah buku? Karena tentunya sangatlah berbeda antara format penulisan buku dengan format karya ilmiah.
Perbedaan format buku dan KTI pada umumnya
 Format buku terdiri dari :
- Judul
- Kata pengantar
- Prakata
- Daftar isi
- Isi buku
- Daftar Pustaka
- Sinopsis
- Profil penulis
Boleh juga ditambah daftar gambar, indeks,
Format Karya Tulis Ilmiah (KTI) pada umumnya terdiri dari :
- Judul
- Lembar pengesahan
- Kata pengantar
- Halaman persembahan
- Daftar isi
- Pendahuluan
- Tinjauan Pustaka
- Metode penelitian
- Pembahasan
- Kesimpulan
- Daftar Pustaka
- Lampiran.

Cara mengkonversi Karya Tulis Ilmiah (KTI) menjadi buku.
A. Ubah judul
Biasanya, judul KTI menggunakan bahasa ilmiah,  kaki, dan panjang. Judul buku lebih cenderung menggunakan bahasa populer, santai dan singkat. Paling tidak maksimal 5-6 kata. Sebagai contoh, judul Skripsi "Efektivitas metode SEM berbasis Mind Map untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa mata pelajaran Kimia kelas X SMA"Ketika diubah menjadi judul buku, menjadi :
" Mudah belajar Sains dengan metode SEMMI ".
lebih singkat, padat, namun tidak mengubah arti dari judul karya ilmiah yang telah dibuat.

B. Ubah daftar isi
Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa : 
BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah
BAB 2 Landasan teori
BAB 3 Metode penelitian yang berisi rumus-rumus statistika
BAB 4 Hasil dan pembahasan
BAB 5 Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Namun ketika diubah menjadi BUKU, daftar isi menjadi : (Ikuti pedoman 2W+1H)
Bab 1 (WHY) (MENGAPA)
Menjelaskan pentingnya, alasan penggunaan metode itu untuk pembelajaran. Masalah pembelajaran Sains selama ini, dan lain-lain.

Bab 2 (WHAT) (APA) 
Menjelaskan apa itu, karakteristik, ciri khas, dari metode/media/model yang menjadi fokus dari tulisan

Bab 3,4,5, dan seterusnya ( HOW ) (BAGAIMANA ) 
Menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.Boleh juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.
Sebagai contoh jika bab 2 KTI yang merupakan landasan teori ternyata berisi :
2.1. Hasil belajar
2.2. Media pembelajaran
2.3. Modul
2.4. Metode pembelajaran
2.5  Pembelajaran berbasis riset

Ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu :
Sub bab 2.1. Hasil belajar menjadi bab 2 buku 
BAB 2 TEORI BELAJAR
2.1. Belajar
2.2. Permasalahan dalam pembelajaran
2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Sub bab 2.2. Media pembelajaran menjadi bab 3 buku
BAB 3 MEDIA PEMBELAJARAN
3.1. Pengertian media
3.2. Jenis media
3.3. Manfaat media

Sub bab 2.3. Modul menjadi bab 4 buku
BAB 4 Mengenal modul 
4.1. Pengertian modul
4.2. Karakteristik modul
4.3. Sistematika modul
4.4. Kelebihan modul
dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai.

Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, kita sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah.

C. Berikan pengetahuan baru yang terkait dengan isu sekarang. 
Sebagai contoh, mind map dikaitkan dengan tuntutan pembelajaran abad 21 yang mengharuskan peserta didik memiliki kompetensi 4C yaitu Communications, collaboration, creativity, dan critical thinking. Atau dapat juga dihubungkan mind map sebagai sebuah media efektif dalam pembelajaran di masa pandemi yang notabene jam mata pelajaran dipangkas sehingga guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua KD yang ada

D. Boleh menampilkan hasil penelitian tetapi jangan terlalu banyak. Hasil yang ditulis hanya data penelitian yang penting saja.

E.Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.

F.Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e-book,atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya

G. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut

H. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit.

I. Agar tidak dikatakan self plagiarisme, sebaiknya kita tidak hanya sekedar copy paste KTI kita untuk dijadikan buku. Kita tetap menulis ulang setiap kalimat yang ada, namun dengan tidak mengubah arti dari kalimat yang ada di KTI asli. 
Teknik parafrasa akan membantu penulis ketika ingin menuliskan ulang KTI nya menjadi buku.Dengan demikian, membuat  buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Itu merupakan suatu kesalahan karena akan menjadi self plagiarisme untuk karya kita. Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya. 

Disesi tanya jawab, banyak sekali pertnyaan yang masuk, salah satunya dari ibu Parni di Wonosari Gunung Kidul. Beliau menayakan apakah KTI yang sudah 5 tahun lebih ditulis dapat diubah menjadi buku? Menurut nara sumber diperbolehkan, asalkan daftar pustaka diperbaharui (minimal 5 tahun terakhir) dan isinya dikaitkan dengan kondisi sekarang, supaya isi buku lebih kekinian dan menjawab masalah masa sekarang.

Ada juga ibu Marhani dari Tolitoli yang menanyakan cara mudah untuk menulis karya ilmiah yang baik dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah? Jawaban nara sumber untuk pertanyaan pertama adalah bahwa ide harus orisinil, menjawab permasalahan yang ada, mudah diaplikasikan atau dibuat dan tidak plagiat tentu saja. Hal yang harus diperhatikan yang pertama adalah format penulisan tentu saja, karena biasanya pihak juri akan melihat apakah karya tersebut sesuai aturan atau tidak, kemudian tema harus sesuai, ide harus orisinil dan unik, menjawab masalah yang sedang hangat diperbincangkan, EYD dan PUEBI juga wajib untuk diperhatikan dan referensi atau pustaka terbaru (biasanya 5 tahun terakhir).

Materi pelatihan pada malam ini memang agak berat dibandingkan malam-malam sebelumnya, namun kita  harus tetap semangat, memang untuk menjadi manusia yang lebih baik butuh banyak pengorbanan. Semoga saja apa yang disampaikan oleh nara sumber dapat kita ambil manfaatnya, sehingga kita bisa membuat sebuah buku dari hasil karya ilmiah yang kita punya. Betapa bahagia dan bangganya kita, apabila hal ini dapat terwujud. Insha Allah.





Pangkalpinang, 28 Januari 2022.



 

13 komentar:

Teknik Promosi Buku

Judul : Teknik Promosi Buku. Resume Ke : 28 Gelombang : 23 Hari / Tanggal : Senin / 21 Maret 2022 Narasumber : Akbar Zainudin Moderator : Wi...