menu

Jumat, 25 Februari 2022

Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie


Judul : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie
Resume Ke : 18
Gelombang : 23
Hari / Tanggal : Jumat / 24 Februari 2022
Narasumber : Raimumundus Brian Prasetyawan, S.Pd.
Moderator : Ibu Rosminiyati

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat berjumpa kembali bapak ibu guru hebat semuanya, para narasumber yang tak bosan-bosannya berbagi kepada kami para peserta dan juga para moderator yang keren. Senang sekali pada malam hari ini, saya masih bisa mengikuti kegiatan BM PGRI yang telah memasuki malam yang kedelapan belas. Tampaknya para narasumber sedang mengarahkan para peserta pelatihan untuk segera menerbitkan buku solo mereka masing-masing.

Kalau dua malam sebelumnya kami mendapatkan materi tentang mengenal penerbit Indie, malam ini sepertinya kami masih akan membicarakan tentang penerbit Indie, namun temanya adalah"Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie". Narasumber yang akan membersamai kami adalah seorang bapak muda yaitu Bapak Raimumundus Brian Prasetyawan atau biasa dipanggil dengan pak Brian. Sementara yang akan mendampingi sebagai moderator adalah teman seperjuangan saya di SMK Negeri 2 Pangkalpinang. Beliau adalah orang yang selalu memotivasi saya dan teman-teman lain untuk menulis. Kami sangat bangga dengan beliau. Beliau adalah ibu Rosminiyati atau yang akrab disapa dengan panggilan kak Ros.

Diawal pertemuan kak Ros menyampaikan bahwa sebelumya sudah ada beberapa penerbit yang sudah diperkenalkan, contohnya Cak Inin dengan Penerbit Kamila Lamongan, ada Bu Kanjeng dengan Penerbit Oase dan Pak Brian yang akan memperkenalkan 2 penerbit rekanan beliau. Yang terpenting bagi para peserta adalah mempersiapkan naskah sebaik mungkin. Menurut Kak Ros karena ini sudah pertemuan ke 18 para peserta sebaiknya sudah mulai menentukan judul dan outline atau daftar isinya. Selanjutnya maksimalkan penggunaan KBBI dan PUEBI. Untuk menambah lagi referensi penerbitan buku, mari kita simak materi malam ini dengan tema "Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie”, namun ada baiknya kita lihat terlebih dahulu profil singkat narasumber berikut ini.

Profil Singkat Narasumber.
Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.dilahirkan di Jakarta, 30 Juni 1992. Beliau adalah sosok guru blogger millennial yang ganteng. saat ini beliau tinggal di Bekasi, dan berprofesi sebagai guru SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta sejak tahun 2015 sampai sekarang. Berbagai capaian telah diraih beliau terkait blog dan tulisan. Beliau adalah alumnus Belajar Menulis PGRI gelombang 4 yang mengabdikan diri sebagai pengurus kegiatan Pelatihan Belajar Menulis ini, termasuk menerbitkan sertifikat peserta yang lulus. Untuk mengetahui lebih lengkap tentang narasumber silahkan klik link di bawah ini.

Uraian Materi
Diawal materi Pak Brian menyampaikan bahwa pada saat beliau mengikuti pelatihan menulis ini yaitu pada Maret 2020 para narasumber tidak membahas tentang teknis penerbitan buku di penerbitan Indie, sehingga para peserta harus mencari sendiri mau ke penerbit mana. Karena kebanyakan dari para peserta masih awam dengan penerbitan buku dan dikhawatirkan akan kebingungan mau menerbitkan buku dimana, maka sekarang di berikanlah materi tentang penerbit Indie.

Selanjutnya Pak Brian menyampaikan juga bahwa menerbitkan buku sekarang semakin mudah karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi.
Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Erlangga, Grasindo, Elex media, Andi, dan lain-lain. Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.

Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut
* Naskah pasti diterbitkan.
* Proses penerbitan mudah dan cepat.

Ciri-ciri Penerbit Indie bisa kita lihat daripotongan slide berikut ini :


Bagi penulis pemula tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang  kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan, tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan
Beliau sendiri sudah menerbitkan 3 buku solo yang kesemuanya di terbitkan Penerbit Indie.




Lebih lanjut lagi Pak Brian menyampaikan bahwa ada beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih penerbit Indie :
Biaya penerbitan
fasilitas penerbitan
Batas maksimal jumlah halaman
Ketentuan dan Biaya cetak ulang
Apakah dapat Master PDF
Lama penerbitan
Jumlah buku yang didapat penulis.
Menurut beliau lagi kita harus mengetahui hal-hal tersebut diawal, jangan sampai kita tahunya belakangan. kadang-kadang ada penerbit yang mengatakan gratis, tapi kita tidak tahu ketentuan yang belum terungkap. Misalnya ternyata kita tidak dapat cetakkan bukunya, dapat master PDF saja. Kita mesti cari percetakkan sendiri, atau misalnya gratis tapi harus cetak minimal 20 eksemplar. 

Ini adalah 2 penerbit Indie rekanan pak Brian.
1. Penerbit Depok 


2. Penerbit Malang


Beliau menambahkan lagi bahwa beliau  termasuk salah satu yang bisa membantu para peserta menerbitkan buku. Beliau sudah pilihkan penerbit yang enak banget. Kinerjanya sudah tidak diragukan lagi. Beliau sudah melihat sendiri kedua penerbit tersebut menerbitkan buku tidak lebih dari 2 bulan. Hasil cetakkannya bagus, dan bisa dibuktikkan sendiri. Para peserta tidak perlu mengalami pengalaman yang mengecewakan saat menerbitkan buku, karena ada pak Brian yang mengawal dan menjamin buku sampai terbit.
Menurut pak Brian para peserta memiliki kondisi dan keinginan/rencana yang berbeda-beda terhadap buku yang akan diterbitkan. Maka beliau mencoba mengakomodir dengan menyediakan 2 penerbit tersebut yang bisa dipilih oleh para peserta pelatihan.


Beliau meminta untuk memperhatikan 2 penerbit rekanan beliau, yang diberi huruf tebal adalah letak perbedaannya. Menurut beliau dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Penerbit Depok cocok untuk kami para peserta yang hanya sekedar menerbitkan buku saja dan tidak berencana cetak ulang, artinya hanya untuk pribadi saja, sehingga tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Biaya penerbitan yang terbilang murah, membuat biaya cetak ulang di penerbit Depok cukup lumayan.

Penerbit Malang cocok untuk kami para peserta yang  berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit Depok.

Demikian materi yang disampaikan pak Brian malam ini. Melalui materi malam ini kami mendapat sedikitpencerahan tentang apa yang akan kami lakukanselanjutnya terhadap hasil resume yang telah kami buat dan kemana kami akan meminta bantuan untuk menerbitkan buku solo perdana kami. Terimakasih Pak Brian atas pencerahannya, semoga kami bisa segera mewujudkan angan-angan untuk menerbitkan buku solo. 


"Penulis yang baik tak hanya memiliki semangatnya sendiri, tetapi juga semangat teman-temannya." (Friedrich Nietszche)




Pangkalpinang, 24 Februari 2022























Kamis, 24 Februari 2022

Mengenal Penerbit Indie

 

Judul : Mengenal Penerbit Indie
Resume ke : 17
Gelombang : 23
Hari /Tanggal : Kamis / 23 Februari 2022
Narasumber : Mukminin,S.Pd., M.Pd.
Moderator : Ibu Helwiyah

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bagaimana Khabar bapak ibu guru-guru, bapak ibu para narasumber dan moderator yang hebat dan keren. Alhamdulillah kita masih bisa bertemu pada malam ini walaupun hanya melalui pesan WA. Saya pribadi merasa sangat beruntung bisa mengikuti kegiatan BM PGRI ini. Pertama mari kita bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah karuniakan kepada kita, nikmat sehat dan kesempatan sehingga kita masih bisa bertemu pada malam ini. Tak lupa pula sholawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Allah Muhammad SAW beserta Keluarga dan para sahabat.

Malam ini sudah memasuki malam yang ke-tujuh belas dari tiga puluh malam yang akan kita ikuti. Berarti kita masih menyisakan tiga belas malam lagi dan selanjutnya Insha Allah buku solo perdana akan segera terbit, Aamiin.
Malam ini tema yang akan disampaikan adalah " Mengenal Penerbit Indie" , sebuah tema yang menurut saya sangat menarik dan penting karena untuk menerbitkan buku tentu saja kita harus berhubungan dan mengenal penerbitnya. Narasumber yang akan membersamai kami adalah bapak Mukminin, S.Pd.,M.Pd. dan moderator yang akan memandu kita adalah seorang ibu muda yang cantik yaitu Ibu Helwiyah.
Pertemuan malam ini diawali dengan doa dan dilanjutkan dengan memperkenalkan narasumber oleh ibu Helwiyah selaku moderator. Berikut profil Singkat Narasumber.

Profil Singkat Narasumber

Mukminin, S.Pd.,M.Pd. atau yang akrab dipanggil Cak Inin, dilahirkan di Jombang, pada tanggal 6 Juli 1965. Beliau lulus D2 IKIP NEGERI Surabaya pada tahun 1987. Kemudian beliau melanjutkan pendidikan Strata 1 ke IKIP PGRI Tuban dan lulus pada tahun 1998. Beliau melanjutkan lagi pendidikan Strata 2 ke UNISDA LAMONGAN dan selesai tahun 2012. Beliau mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain sebagai staff pengajar di SMP Negeri 1 Kedungpring Lamongan , masih banyak lagi profesi yang beliau tekuni. Dalam bidang tulis menulis beliau adalah seorang penulis yang produktif. Sejumlah buku solo dan buku antologi telah beliau hasilkan. Untuk mengetahui lebih lagi tentang narasumber silahkan di buka CV beliau dilink di bawah ini.


Ini adalah beberapa buku solo dan buku antologi yang telah beliau tulis.




Uraian Materi
Diawal narasumber menyampaikan bahwa beliau adalah juga alumni kelas belajar menulis PGRI yang dipelopori oleh Om Jay gelombang 8. Bersama beliau saat itu ada Ibu Noralia Purwa Yunita, Ibu Musiin, Bapak Roma Yulius Patandean juga ada bapak Suharto (Cing Ato) kesemuanya merupakan narasumber yang hebat yang kami temui dalam pelatihan ini. Narasumber mulai menulis pada usia yang tidak muda lagi, yaitu 55 tahun. Buku solo perdana beliau adalah resume hasil ikut pelatihan 30 kali yang sekarang terjual laris manis berjudul "Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Pakar".



Ini adalah buku antologi kenangan para penulis yang tergabung di gelombang 8 yang diedit oleh Ibu Noralia dan diterbitkan oleh narasumber di Penerbit Kamila Press Lamongan. Untuk menambah semangat menulis silahkan mampir ke Blog cak Inin dibawah ini.


Selanjutnya Cak Inin menatang peserta untuk menjawab pertanyaan apa alasan seseorang menulis buku (4 alasan), bagi yang bisa menjawab akan mendapatkan sebuah buku terbaru beliau BEST EDITION  LARON ( Puisi genre baru 2.0).


Berikutnya narasumber menyampaikan bahwa pada zaman melinial ini semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menurut beliau menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yang kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman yang inspiratif. Kisah dan pengalaman tersebut perlu kita tulis dan terbitkan menjadi buku yang bermanfaat bagi orang lain ataupun pembaca.

Lebih lanjut lagi beliau menyampaikan untuk bisa terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Berbicara motivasi, ada banyak kata-kata atau kalimat motivasi agar kita terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

Contohnya :
"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". (Ali bin Abi Thalib).
"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". (Imam Al-Ghazali).

Menurut narasumber ada 5 tahapan yang harus dilalui jika seseorang ingin bisa menulis dan menerbitkan buku yaitu :

1. Prawriting
a. Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dengan peka terhadap sekitar ( Pay attention).
b. Penulis harus kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.
c. Penulis harus banyak membaca buku.

2. Drafting
Penulis mulai membuat Draf ( outline buku/ daftar isi buku) yang dilanjutkan dengan menulis naskah buku sesuai draf tadi.
Menulis harus sesuai dengan apa yang disukai ( passion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dg penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekspresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi
Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yg perlu ditambahkan.

4. Editing/ Swasunting
Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editing. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kita akan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai denga EBBI.

5. Publikasi
Jika tulisan kita yg berupa naskah buku sudah yakin maka kita memasuki tahap Publikasi atau penerbitan buku.
Pertanyaannya apakah kita sudah mempunyai pandangan penerbit yg akan menerbitkan buku kita?
Jawabnya adalah penerbit Independen ( penerbit Indie) yg kita suka.

Penerbit Mayor dan Penerbit Indie
Dalam uraiannya Beliau juga menegaskan bahwa penerbit buku ada 2 macam. Pertama penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie.

Perbedaannya adalah :
1. Jumlah Cetakan di penerbit mayor.
  • Penerbit mayor mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.
  • Penerbit indie hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.
2. Pemilihan Naskah yang Diterbitkan
  • Penerbit mayor : Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.
  • Penerbit indie : Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.
3. Profesionallitas
  • Penerbit mayor : Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.
  • Penerbit indie : penerbitpun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah tapi cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Penerbit menjaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas coklat halus awet ( bookpaper).
4. Waktu Penerbitan
  • Penerbit mayor : Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.
  • Penerbit indie : Tentu berbeda, penerbit akan segera memproses naskah yang diterima dengan cepat. Dalam hitungan minggu buku sudah bisa terbit. Karena memang, penerbit tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Penerbit menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga penerbit tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.
5. Royalti
  • Penerbit mayor : kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.
  • Penerbit indie : umumnya 15-20% dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll
6. Biaya penerbitan
  • Penerbit mayor : Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit.
  • Penerbit indie : Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.
Selanjutnya beliau juga menambahkan bahwa ada 3 penulis indie, yang salah satunya adalah milik narasumber, yaitu Penerbitan "KAMILA PRESS LAMONGAN " yang melayani cetak buku, dengan jasa ISBN, editing, Lay out, dan design cover buku dengan harga terjangkau.

Berikut syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:
1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis
2. Ketik A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran font 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf Arial, calibri atau Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA beliau atau email gusmukminin@gmail.com.



Demikian materi yang telah disampaikan oleh cak Inin. Semoga kita semua selalu diberikan Allah kesehatan sehingga pada akhirnya nanti kita akan menerbitkan buku solo perdana bersama salah satu penerbit Indie. Terimakasih cak Inin atas waktu dan kesediaan nya berbagi bersama kami, semoga apa yang bapak bagikan kepada kami akan dicatat sebagai Amal jariyah dan diberikan balasan surga oleh Allah SWT, Aamiin.





Pangkalpinang, 23 Februari 2022 












































































































Senin, 21 Februari 2022

Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis


Judul : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis.
Resume Ke : 16
Gelombang : 23
Hari / Tanggal : Senin / 21 Februari 2022
Narasumber : Yulius Roma Patandean, S.Pd
Moderator : Bapak Muliadi

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum bapak ibu guru hebat se-Indonesia Raya. Izinkan pada malam ini saya memulai goresan resume saya dengan sebuah pantun.
Semoga berkenan.

Hewan penyengat sangat bahaya,
Bila infeksi rasa tak nyaman,
Tetap semangat hasilkan karya,
Meski kondisi sedang isoman.

Selanjutnya Alhamdulillah saya panjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT karena masih memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk bergabung kembali di group BM PGRI mal ini, tak lupa selalu teriring Sholawat dan Salam kehadirat Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat.

Malam ini memasuki malam yang ke enam belas, walaupun masih dalam kondisi isolasi mandiri dan kondisi tubuh yang memang belum fit namun saya masih tetap berusaha untuk bergabung dan menyimak materi pada malam ini. Dari flyer yang dishare tadi sore, kita bisa tahu bahwa tema materi yang akan disampaikan pada malam ini adalah " Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis" yang akan disampaikan oleh narasumber yang masih muda yaitu Yulius Roma Patendean, S.Pd. sedangkan moderator yang akan membersamai kami adalah bapak Muliadi. Saya rasa materi pada malam ini akan sangat menarik karena sebagai penulis pemula kita butuh tahu langkah-langkah menyusun buku secara sistematis terutama untuk buku solo perdana kita nanti. Berikut profil Singkat Pak Roma.

Profil Singkat Narasumber
Yulius Roma Patandean, Penulis & Editor Profesional asal SMAN 5 Tator, lahir di Salubarani, Tana Toraja, 6 Juli 1984. Ia menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007). Saat ini sementara melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja. Belaiu adalah guru Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja sejak tahun 2015. Bapak Yulius, adalah seorang penulis yang cukup produktif. Beberapa buku telah berhasil diterbitkan seperti Guru Menulis Guru Berkarya (Penerbit Eduvation, 2020). Buku kedua yaitu Digital Transformation yang diterbitkan oleh salah satu penerbit mayor, penerbit ANDI Offset.
Untuk tahu lebih banyak tentang Narasumber silahkan berkunjung ke Blog beliau di 

Uraian Materi
Pada uraian materinya narasumber ingin berbagi pengalaman beliau selama ini. Beliau mengatakan bahwa dalam menulis dan menyelesaiakan tulisan beliau masih memegang prinsip CLBK. 
Apa itu CLBK?

COBA, Menulis tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata tanpa ada percobaan. Bagi beliau menulis adalah satu kata yang romantis. Dengan mencoba maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada rasa pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba. Percobaan mendorong kita untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Apakah sekedar selesai mencoba atau mau melanjutkan? 

Jika hendak melanjutkan, maka LAKUKAN dengan segera. Praktekkan sekaligus, biarkan ide itu mengalir bersama jari-jari mungil kita. Melakukan proses lebih dalam membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan ditulis.

Menulis harus menjadi suatu budaya. Jadi, BUDAYAKAN! Seperti halnya bagi orang Toraja, mengenakan sarung dalam berbagai aktifitas adalah bagian dari budaya yang tidak bisa terpisahkan dari perjalanan hidup. Menulis juga harus menjadi budaya yang menyatu dalam perjalanan hidup saya dan teman-teman. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya. Sebuah buku yang terbit dari penerbit.

Budaya seperti yang khalayak ramai pahami tentunya adalah kebiasaan. Menjadi kebiasaan belum tentu pula akan memberi dampak positif jika tidak ada konsistensi pelakunya. KONSISTEN adalah langkah pamungkas dalam teori menulis yang beliau anut. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam prakteknya.

Selanjutnya narasumber membagikan materi cara memasukkan daftar isi, kutipan ,indeks dan daftar pustaka yang telah beliau kemas dalam kedalam video pembelajaran berikut ini.



Cara sistematis yang beliau lakukan dalam menyelesaikan tulisan , beliau uraikan di tautan berikut ini.



Pada video pembelajaran di atas, nara sumber menjelaskan cara membuat Judul, Bab, dan Sub Judul Tulisan pada Buku Secara Otomatis. Lalu Beliau menambahkan juga penjelasan beliau di tautan berikut ini.

https://www.youtube.com/watch?v=jXPr59aWJSc

Menyelesaikan tulisan akan terjadi oleh karena konsistensi dalam menulis. Jadi, romansa menulis terasa indah ketika CLBK menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses mengumpulkan percikan-percikan ide kita, kemudian kita susun secara sistematis.

Dalam sesi tanya jawab terdapat jawaban narasumber yang bisa menambah informasi.
Cara menumbuhkan konsistensi dalam menulis ini adalh fokus, bangun minat menulis dan miliki motivasi bahwa saya harus menghasilkan sebuah buku ber-ISBN. Awalnya memang tersendat oleh karena banyak faktor, seperti pekerjaan, capek, kegiatan sosial, dan lain-lain. Konsistensi akan ada seiring minat menulis telah ada. Jika ada kendala, jangan mundur. 

Trik memilih sub judul yang tepat supaya antara bab 1 dan lainnya tulisan saling terkait adalah membaca naskah ketika mengedit. Contoh: Bisa saja Bab 5 cocoknya ada di Bab 2. Demkian halnya dengan sub judul. Kadang sub judul itu ada di bab lain, tapi cocoknya di bab sebelum atau sesudahnya. Dan tidak menutup kemungkinan, ada sub judul yang justru menjadi Bab. Ini terjadi ketika kita menulis tanpa outline yang ditentukan sebelumnya. Namun jika sebelumnya sudah ada outline penulisan, maka kita akan fokus.

Demikianlah materi kita pada malam ini. Salut untuk narasumber yang masih dalam usia muda sudah bisa berkarya dan memberi manfaat pada orang lain. Terima kasih Bapak yulius Roma Patendean, semoga apa yang disampaikan pada malam ini akan dapat memacu kami untuk semakin suka dan mencoba menulis hingga akhirnya nanti kami akan konsisten dalam menulis. 


"Membacalah Anda akan mengenal dunia lebih dekat. Menulislah, Anda akan dikenal dekat oleh dunia". ( Madi Ar-Ranim).



Pangkalpinang, 21 Februari 2022






















Sabtu, 19 Februari 2022

Konsep Buku Nonfiksi


Judul : Konsep Buku Nonfiksi
Resume Ke : 15
Gelombang : 23
Hari / Tanggal : Jumat / 18 Februari 2022
Narasumber : Musiin, M.Pd
Moderator : Dail Ma'ruf

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Hanya bagi Allah segala puji dan syukur kita panjatkan, serta teriring Sholawat dan Salam ke junjungan kita Baginda Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabat. Saya berharap bapak ibu guru yang hebat seluruh Indonesia selalu berada dalam lindungan Allah SWT, sehingga masih dapat mengikuti pelatihan ini sampai selesai nanti.

Semalam dikarenakan kondisi kesehatan yang lagi tidak mendukung, saya tidak bisa bergabung bersama bapak ibu semuanya. Batuk, pilek dan sakit tenggorokan yang meyebabkan semalam saya harus beristirahat. Dan qodarullah setelah dilakukan tes antigen saya dinyatakan positif, namun saya tetap merasa bersyukur dalam kondisi apapun, karena begitu banyak nikmat yang sudah kita dapatkan, mungkin melalui penyakit yang diberikan Allah, dosa-dosa kita akan diangkat oleh Allah.

Walaupun dengan kondisi yang masih belum begitu mendukung saya berusaha untuk menyelesaikan tugas resume saya yang ke lima belas ini. Biarpun agak telat mengumpulkan, yang penting saya sudah berusaha. Mungkin lebih baik telat daripada tidak mengumpulkan.

Ketika saya menulis resume ini Alhamdulillah cuaca di kota tempat tinggal saya Pangkalpinang hari ini begitu sejuk karena sedang turun rintik-rintik hujan menemani saya menyelesaikan tugas resume ini. Padahal Matahari bersinar cukup cerah pagi ini, namun siang ini berganti dengan tetesan air hujan. Maha kuasa Engkau ya Allah. Terlepas dari itu semua menurut saya dalam kondisi apapun kita wajib untuk bersyukur. Kalau kata orang tua saya dulu hujan itu adalah Rahmat Allah. Dengan hujan Allah menumbuhkan tanaman yang ada di bumi dan dengan hujan pula kebutuhan air bagi seluruh umat manusia terpenuhi. Karena itu tidak alasan sekecil apapun bagi kita untuk tidak bersyukur terhadap nikmat yang telah Allah berikan. Seperti dalam firman Allah di surat Ar Rahman ayat 13. " Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān" (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?")

Pertemuan malam ini adalah yang ke-lima belas dari tiga puluh kali pertemuan, artinya tanpa terasa kami para peserta pelatihan BM PGRI ini telah melewati separuh perjalanan dan Insha Allah bisa menyelesaikan sampai pertemuan terakhir nantinya. Aamiin.

Malam ke lima belas ini, kami akan disuguhkan materi tentang " Konsep Buku Nonfiksi". Setelah beberapa malam sebelumnya tepatnya malam yang ke-sebelas kami juga pernah mendapatkan materi "Kiat Menulis Buku Fiksi". Saya ingat bahwa cerita fiksi itu bersifat khayalan atau rekaan penulis, berarti kalau cerita nonfiksi bukanlah cerita khayalan atau rekaan dengan kata lain cerita nonfiksi ini ceritanya benar terjadi. Begitulah menurut pemikiran saya sebelumnya.

Untuk mengetahui apakah pemikiran saya ini benar dan untuk tahu lebih banyak tentang seluk beluk buku nonfiksi maka kita akan menyimak materi pada yang akan disampaikan oleh narasumber yang keren dan hebat yaitu ibu Musiin, M.Pd dan akan dipandu oleh seorang moderator yang hebat juga yaitu bapak Dail Ma'ruf.

Profil Singkat Narasumber

Ibu Musiin , M.Pd atau biasa akrab dipanggil Ibu Iin lahir di kota Tahu Takwa Kediri Jawa Timur. Saat ini beliau tercatat sebagau guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri sejak tahin 1998.
Pendidikan Sekolah Dasar beliau tempuh di SDN Kras 1 Kediri, kemudian beliau melanjutkan ke SMPN Kras dari tahun 1983 - 1986, lalu ke SMAN 4 Kediri dan lulus tahun 1989. Setelah tamat SMA beliau melanjutkan ke IKIP Negeri Malang Jurusan Pendidikan Inggris. Beliau menyelesaikan pendidikan Strata I pada tahun 1994. pendidikan Strata II ditempuh di Universitas Negeri Surabaya jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra mulai tahun 2006-2009.Kecintaan akan profesi guru Bahasa Inggris membawanya menempuh Short Course di SEAMEO RELC Singapura tahun 2015.
Pengalaman mengajar dimulai dari menjadi dosen pada tahun 1994 di STKIP PGRI Jombang, STIE Dewantara Jombang dan tutor bagi pekerja asing di PT Chiel Jedang Jombang.
Di lingkungan dunia pendidikan, ia aktif menjadi tim pengembang mata pelajaran Bahasa Inggris dan tim penilai angka kredit guru di tingkat Kabupaten Kediri.
Selain mengajar, Bu Iin juga founder organisasi swadaya masyarakat YAPSI yang berdiri sejak tahun 1991dan sebagai penulis pemula, tidak kuarang dari tujuh karya buku yang telah beliau hasilakan.

Uraian Materi
Diawal perkenalan ibu Iin menyampaikan bahwa beliau dulu tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang penulis buku. Namun setelah mengikuti kelas menulis yang diprakarsai Om Jay menjadi bukti bahwa tidak ada yang tidak mungkin.
Om Jay selalu memotivasi untuk selalu menulis dan lihatlah keajaiban itu akan terjadi. Beliau adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8. Buku beliau yang bertajuk "Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi" merupakan buku yang berhasil beliau tulis sekaligus untuk menaklukkan tantangan Prof. Ekoji. Buku beliau bersama delapan orang teman lainnya telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia baik secara online maupun offline dan telah berhasi masuk ke penerbit mayor.





Lebih lanjut narasumber mengatakan bahwa ada ketakutan yang beliau rasakan ketika beliau menulis buku dan mungkin ketakutan yang sama akan kita rasakan pula. Ketakutan itu diantaranya :
1. Takut tidak ada yang membaca.
2.Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
3. Merasa karya orang lain lebih bagus.
Ketakutan itu yang sering kali membuat beliau merasa konyol dengan hanya duduk berjam-jam di depan laptop, tanpa menulis apapun.
Akhirnya beliau bergabung di group menulis Om Jay dan bertemu dengan para penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof. Ekoji. Beliau yang tadinya minder, sekarang mulai berani untuk menulis dan ternyata menulis itu adalah kegiatan yang menyenangkan.

Narasumber memberikan perumpaan bahwa kita seperti seorang chef yang mempunyai banyak bahan masakan, yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Seperti halnya menulis, kita bisa menulis apa saja, tentang hobi kita, kesukaan kita, kegemaran, cerita atau tentang sesuatu yang kita kuasai atau kita cintai.
"Do what you love and love what you do". (Kerjakan apa yang kamu cintai, cintai apa yang kamu kerjakan)
Menurut ibu Iin pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Kita semua memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir.


Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis mengukir perjalanan hidup kita. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian.

Lebih lanjut lagi narasumber menyampaikan bahwa menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip. Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.

Selanjutnya ibu Iin juga menyampaikan bahwa sebelum menulis kita harus menemukan alasan kuat dalam diri kita mengapa kita ingin jadi penulis. Ada beberapa alasan yang menyebabkan beliau ingin jadi penulis,diantaranya :
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.


Kutipan diatas akan masih sangat relevan di era digital saat ini. Karena Kekuatan youtuber hebat, selegram terkenal,salah satunya adalah faktor komunikasi. Komunikasi bisa dibangun jika kita pandai merangkai kata dan kalimat.


Kutipan kalimat diatas membawa pesan kepada kita bahwa menulislah  jika engkau ingin dikenal orang banyak. Keinginan kuat ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum tarik menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Kalau kita berpikir untuk menulis buku maka akan lahir buku. Kalau kita berpikir kegagalan, maka yang tersisa hanya kekecewaan dan kegagalan.

Ibu Iin selaku moderator menyampaikan bahwa dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:
1. Pola Hierarkis.
(Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)
Contoh: Buku Pelajaran
2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contoh: Buku Panduan
3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Pada penulisan buku Literasi Digital Nusantara beliau menggunakan pola ketiga yakni Pola Klaster.
Proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah, yakni :
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan

Langkah Pertama
Pratulis, yaitu :
1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dan lain-lain. Kita bebas memilih tema yang kita kuasai dan kita cintai.
Untuk melanjutkan tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
Jika ide itu datang segeralah ditulis, karena ide itu sifatnya mudah datang dan juga mudah pergi.
Tema yang beluau angkat di buku beliau adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020.

Menurut narasumber referensi penulisan buku bisa dari 5 sumber berikut ini, yaitu :
1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal.
2. Keterampilan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal.
3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini.
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan.
Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini beliau ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet.

BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Anotomi Buku
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10.Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Langkah kedua
Menulis Draf
1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga
Merevisi Draf
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah

Langkah keempat
Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma

Menurut narasumber akan ada hambatannya yang akan kita temui. Hambatan-hambatan dalam menulis adalah :
1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis
Lalu bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut?
Banyak cara mengatasi hambatan untuk menulis. Solusi itu ada di diri kita sendiri.
1. Banyak membaca
2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi.

Demikian akhir materi yang disampaikan oleh ibu Iin, narasumber yang keren. Terselip sedikit harapan semoga saya bisa meniru jejak beliau dalam bidang tulis-menulis. Terimakasih ibu Iin atas ilmu yang sudah dibagikan kekami semua. Semoga apa yang ibu sampaikan akan menjadi motivator dan bekal bagi kami sebagai penulis pemula, dan juga semoga ini menjadi amal jariyah ibu yang akan diberikan balasan oleh Allah SWT. Diakhir saya kutip kembali kalimat motivasi yang diberikan ibu Iin.

MARI KITA MENJADI PEMENANG DAN MENGUKIR NAMA KITA SEBAGAI BAGIAN DARI SEJARAH PERADABAN MANUSIA.







Pangkalpinang, 19 Februari 2022




























































Rabu, 16 Februari 2022

Menulis Buku Terbaik Perpusnas


Judul : Menulis Buku Terbaik Perpusnas
Resume Ke : 14
Gelombang : 23
Hari / Tanggal : Rabu / 16 Februari 2022
Narasumber : Dr. Mudafiatun Isriyah
Moderator : Widya Setianingsih

Bismillahirrahmanirrahim... 
Assalamu'alaikum, apa kabar bapak ibu guru hebat seluruh Indonesia? Saya berharap kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT dan dapat menyelesaikan pelatihan BM PGRI ini hingga akhir nanti dan dapat menghasilkan satu buah buku solo kita masing-masing. 

Selain itu kita semua pastinya sangat berharap agar pandemi Covid yang sedang melanda tanah air kita akan segera berlalu, sehingga kita kembali dapat melakukan aktivitas kita secara normal. Di kota tempat tinggal saya, Pangkalpinang sekarang sudah memasuki PPKM level 3, karena itu pembelajaran yang selama beberapa bulan ini dilakukan secara tatap muka terbatas, maka mulai hari ini kegiatan pembelajaran dilakukan kembali secara daring atau online. Saya tidak tahu bagaimana dengan kota tempat tinggal bapak ibu sekalian, apakah masih tatap muka terbatas atau kembali online.

Selanjutnya sebagai hamba Allah, tak henti-hentinya saya memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan nikmat yang telah diberikan kepada saya dan keluarga. Tak lupa pula sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Alhamdulillah tanpa terasa malam ini sudah memasuki malam yang ke-empat belas. Materi yang akan disampaikan oleh narasumber hebat pada malam ini adalah " Menulis Buku Terbaik Perpusnas". Dari judul ini yang terbayang dibenak saya adalah bahwa para peserta akan di berikan ilmu bagaimana cara menulis buku yang terbaik perpustakaan nasional. Bagaimana trik atau tips untuk menulis buku terbaik untuk perpusnas? Semua hal yang terkait dengan menulis buku terbaik perpusnas akan dibahas oleh narasumber yang keren dan hebat yaitu ibu Dr. Mudafiatun Isriyah bersama seorang nara sumber yang kece dan muda belia Ibu Widya Setianingsih. Seperti biasa, ibu Widya selaku moderator mengawali pertemuan dengan berdoa agar kegiatan malam ini dapat berjalan dengan lancar , sinyal tidak lemot dan tidak ada gangguan lain dari rumah yang sudah terkondisi. Selanjutnya memperkenalkan narasumber yang bertugas pada malam ini.
Sebelum kita membahas materi ini secara lengkap dan mendalam, mari kita simak profil singkat narasumber terlebih dahulu. 


Profil Singkat Narasumber
Ibu Dr.Mudafiatun Isriyah ,S.Pd M.Pd, atau akrab dipanggil Bunda Muda, merupakan dosen di FIP prodi BK Unipar Jember, lahir pada 21 April 1969. Beliau asli berasal dari kota Lumajang. Di kelompok BM PGRI beliau merupakan alumni dari BM Gelombang 4. Buku kolaborasi beliau bersama Prof. Ekoji yang berjudul
"Implementasi Social Presence dalam Bimbingan Online dalam Perspektif Komunikasi Personal, Interpersonal dan Impersonal" ISBN: 978-623-01-0786-3, menghantarkan Beliau menjadi Pemenang Buku Terbaik 1 (Tema Pendidikan Jarak Jauh) Perpusnas 13 September 2021) .Ini adalah foto Beliau saat menerima penghargaan, bersama profesor Richardus Eko Indrajit.
Sebuah pencapaian yang patut untuk ditiru dan diberikan acungan jempol.

 


Menurut narasumber menulis merupakan salah satu kegiatan berbahasa, tetapi tidak semua orang terampil berbahasa dapat menulis dengan baik. Menulis memang tidak mudah, tetapi jangan Anda bayangkan bahwa menulis adalah kegiatan yang sangat sulit dan jangan pula Anda pernah berpendapat bahwa menulis sangat erat kaitannya dengan bakat. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa menulis sama dengan keterampilan-keterampilan yang lain seperti keterampilan membuat kue, membuat anyaman, berhitung, komputer, dan lain-lain yang dapat diperoleh dengan cara mempelajarinya dan mempraktikkannya. Setiap keterampilan yang diperoleh dengan cara mempraktikkannya harus sering diulang-ulang atau dilatih secara menerus atau berkesinambungan.

Beliau juga menyampaikan bahwa menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa dan kita adalah guru bahasa Indonesia, selanjutnya pasti kita mengerti. Kita tidak punya pilihan lain, suka atau tidak suka kita harus bisa menulis atau mengarang. Sulit membayangkan seseorang yang harus mengajarkan menulis tetapi tidak pernah memiliki pengalaman menulis. Sukar diterima akal sehat seseorang yang membenci mengarang dapat mengajarkan mengarang dengan baik kepada para siswanya. Lalu, bagaimana nasib pengajaran menulis yang ia lakukan? Bagaimana pula proses dan hasil belajar menulis yang akan dialami siswanya? Salah satu penyebab mengapa orang tidak suka dan menghindar dari menulis karena ia tidak memiliki pemahaman yang memadai mengenai apa, mengapa, dan bagaimana menulis itu.

Selanjutnya Bunda Muda mengajak para peserta untuk untuk menyelami dan memahami hakikat menulis yang diharapkan dapat membekali kami semua dengan wawasan tentang konsep menulis dan konsep menulis sebagai proses.

Apa itu Menulis ?

Ketika mendengar kata menulis yang terbayang dalam pikiran kita bahwa menulis adalah suatu aktivitas menuangkan pikiran secara sistematis ke dalam bentuk tertulis. Atau, kegiatan memikirkan, menggali, dan mengembangkan suatu ide sambil menuliskannya. Apapun rumusan pengertia menulis yang kita kemukakan menulis pada dasarnya merupakan suatu bentuk komunikasi berbahasa (verbal) yang menggunakan simbol-simbol tulis sebagai mediumnya, sebagai sebuah ragam komunikasi.

Unsur-unsur yang terlibat dalam menulis ada 4, yaitu :
1. Penulis sebagai penyampai pesan.
2. Pesan atau sesuatu yang disampaikan penulis. 
3. Saluran atau medium berupa lambang-lambang bahasa tulis seperti huruf dan tanda baca.
4. Penerima pesan, yaitu pembaca, sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh penulis.

Fungsi dan Tujuan Menulis
Terdapat beberapa fungsi menulis, yaitu :
1. Fungsi personal, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan pelakunya, yang diungkapkan melalui misalnya surat atau buku harian.
2. Fungsi instrumental (direktif), yaitu mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
3. Fungsi interaksional, yaitu menjalin hubungan sosial.
4. Fungsi informatif, yaitu menyampaikan informasi, termasuk ilmupengetahuan.
5. Fungsi estetis, yaitu untuk mengungkapkan atau memenuhi rasa keindahan.

Bunda Muda menyampaikan juga beberapa tujuan menulis, yaitu :
a. Mengubah keyakinan pembaca.
b. Menanamkan suatu pemahaman kepada pembaca.
c. Merangsang proses berpikir pembaca.
d. Menyenangkan dan menghibur pembaca.
e. Memberitahu pembaca.
f. Memotivasi pembaca

Lalu apa manfaat menulis? 
Ada bebrapa manfaat menulis yang disampaikan Bunda Muda, yaitu :
a. Peningkatan kecerdasan.
b. Pengembangan insiatif dan kreativitas.
c. Penumbuhan keberanian.
d. Pendorong kemauan dan keterampilan mengumpulkan informasi.
Beberapa Ahli menyampaikan pendapat yang berbeda tentang manfaat menulis. Menurut Hairston (Nursisto, 1999:8) manfaat menulis adalah sebagai berikut :
a. Sarana untuk menemukan sesuatu.
b. Memunculkan ide baru.
c. Melatih keterampilan mengorganisasi dan menjernihkan sebagai konsep atau ide.
d. Melatih sikap objektif pada diri seseorang.
e. Membantu meyerap dan memproses informasi.
f. Melatih untuk berpikir aktif.

Setelah mengetahui alasan, manfaat dan tujuan menulis, maka sekarang kita harus menentukan apa yang akan kita tulis, yaitu mengembangkan ide. Ide biasanya didapatkan dari berbagai sumber, antara lain dengan: membaca buku, membaca jurnal ilmiah, berdiskusi, menghadiri seminar, mengamati fenomena di masyarakat, atau berasal dari sumber. Bila mendapatkan ide, segeralah menulis di kertas, buku catatan atau media lainnya agar bisa ditindak lanjuti bila telah punya waktu untuk memulai proses penulisan. Hal ini dibutuhkan untuk menghindari hilangnya ide saat itu.
Selanjutnya bunda Muda mengatakan bahwa ketika menulis dengan hati Novelty akan didapat. 

Apa itu Novelty? 
Novelty adalah unsur kebaruan atau temuan dari sebuah tulisan. Tulisan dikatakan baik jika menemukan unsur temuan baru sehingga memiliki kontribusi baik bagi keilmuan maupun bagi kehidupan. Dalam hal ini jika kondisi tersebut tidak sama dengan milik orang lain, maka kemungkinan tulisan kita mengandung unsur novelty.


Pada malam ini ibu Widya selaku moderator menanyakan beberapa hal diantaranya bagaimana cara kita yakin arah passion kita dalam menulis, ataukah menulis puisi atau menulis non fiksi. Apa maksud pernyataan narasumber yang mengatakan bahwa sebuah tulisan jika tidak merujuk dari para ahli sebelumnya maka tulisan itu HAMPA.
Inilah jawaban dari narasumber.
1.Yang dimaksud passion itu apa yang di sukai saat itu, kalo saat ini pingin bikin puisi, penuhi syarat-syarat pembuatan puisi, karena puisi dan tulisan ilmiah itu berbeda, dan kita harus pahami perbedaannya tersebut.
2. Sebuah tulisan untuk saat ini tdk akan mungkin kita menulis hasil karya sendiri yang tidak pernah ada di belahan bumi karena usia bumi sudah tua dan lama sehingga pasti semua sudah ada, lantas bagaimna cara kita supaya bisa menulis yang baik? Inilah fungsi dari sebuah rujukan, referensi, daftar pustaka, ahli sebelumnya, tokoh sebelumnya. Inilah yang  dimaksud merujuk pada tulisan yang sudah mendahului.


Begitu banyak yang telah disampaikan oleh narasumber pada malam ini, namun pada intinya sebelum kita menulis pahami terlebih dahulu apa tujuan kita menulis. Tuangkan ide yang bisa kita temukan dari mana saja. Ketika mendapatkan ide, segeralah tulis di buku catatan atau media apa saja untuk menghindari hilangnya ide pada saat itu, untuk selanjutnya ide tersebut bisa kita tindak lanjuti.
Terimakasih banyak Bunda Muda untuk kesediaannya berbagi ilmu bersama kami, semoga ini akan menjadi amal ibadah bunda dan Allah yang akan membalasnya.

Orang Kecil berbicara tentang orang lain
Orang biasa berbicara tentang kejadian
Orang BESAR berbicara tentang ide

"Jika kamu ingin menjadi seorang penulis, kamu harus melakukan dua hal di atas segalanya: banyak membaca dan banyak menulis." ( Stephen King )






Pangkalpinang, 16 Februari 2022







Senin, 14 Februari 2022

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan


Judul : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Resume Ke : 13
Gelombang : 23
Hari/ Tanggal :  Senin / 14 Februari 2022
Narasumber : Susanto, S.Pd
Moderator : Muliadi

Bismillahirrahmanirrahim …

Seperti biasa, yang utama dan pertama saya ingin mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah dan rahmatNya, sehingga saya masih ada kesempatan untuk bergabung kembali bersama bapak ibu guru-guru hebat se-Indonesia. Dan tak lupa pula sholawat dan salam selalu tercurah ke junjungan kita Nabi Allah Muhammad SAW. 
Pagi hari ini tadi mentari cukup terik bersinar dan dibawah teriknya sinar matahari pagi kami melaksanakan upacara bendera yang setiap hari Senin kami laksanakan. 

Pada pukul 7.00 WIB upacara pun dimulai, diikuti oleh seluruh guru dan staf tata usaha. Sedangkan siswa yang ikut upacara adalah siswa dengan nomor absen genap. Sementara siswa dengan nomor absen ganjil masuk sekolah jam 11.00 siang. Pada masa pandemi ini pembelajaran di sekolah dilaksanakan 2 shift,pagi dan siang. Teriknya matahari tidak mengurangi hikmatnya upacara pagi tadi. Seluruh rangkaian kegiatan upacara kami ikuti dengan penuh hikmat, walaupun ada beberapa orang siswa yang harus keluar lapangan upacara karena pingsan dan tidak kuat berdiri terlalu lama. Pembina upacara dalam amanatnya mengingatkan pentingnya menjaga protokol kesehatan dimasa pandemi seperti sekarang ini. 
Pada siang hari cuaca berubah gelap dan mendung, diikuti dengan guyuran hujan yang cukup lebat, sehingga suhu cuaca tidak lagi menyengat berganti dengan cuaca yang cukup sejuk hingga malam ini. 

Malam ini setelah sholat Maghrib, saya sudah bersiap-siap duduk di depan laptop dan mulai mengatur posisi yang nyaman karena saya ingin mengikuti kegiatan ini dengan rileks.
Memasuki malam pertemuan ketiga belas ini saya Insha Allah tetap mencoba untuk semangat. Malam ini kami akan mendapatkan materi dengan judul " Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan " yang akan disampaikan oleh seorang narasumber yang keren yaitu bapak Susanto,S.Pd serta akan dipandu oleh seorang bapak juga yaitu bapak Muliadi, seorang guru yang berasal dari SMK Negeri 1 Tolitoli Sulawesi Tengah. Sebuah jarak yang sangat jauh dari tempat saya berada sekarang. Alhamdulillah kami bisa berkomunikasi walaupun hanya lewat WA group menulis PGRI ini. Ketika membaca tema terus terang saya tidak paham dengan istilah proofreading, maka sore tadi sebelum kegiatan pelatihan ini dimulai, saya terlebih dahulu mencari dimesin pencari pengertian dari istilah tersebut. Pada malam ini saya yakin narasumber akan memberikan banyak informasi tentang proofreading, karena itu saya ingin menyimak materi malam ini dengan sungguh-sungguh.


Pertemuan diawali dengan membaca Basmallah, dilanjutkan sebuah ungkapan kalimat yang dikirm oleh pak Muliadi yang berbunyi Jika kamu tidak dapat menjelaskan sesuatu dengan sederhana, kamu tidak cukup memahaminya (Albert Einstein). Sebuah ungkapan yang bermakna betapa pentingnya kita menyusun atau menata kalimat dengan sesederhana mungkin supaya mudah dipahami oleh pendengar ataupun pembaca.Unsur kesederhanaan bukan hanya soal struktur kalimat, tetapi bisa jadi karena kesalahan yang tidak disengaja oleh penulisnya, seperti salah ketik atau typo. Bukankah kata atau kalimat yang tadinya sederhana, bisa menjadi sulit dipahami karena kurang huruf, atau huruf yang tertukar, dan ini lazim terjadi dalam menulis naskah.
Sebelum kita ke materi pada malam ini kita lihat teriebih dahulu profil dari narasumber.


Profil Singkat Narasumber
Nama lengkap Susanto. Mulai membuat blog pada tahun 2009, namun benar-benar 'ngeblog' sejak pandemi Covid-19 setelah ikut kelas Omjay Gelombang 15. Nama panggilan beliau adalah Pak D Antok, Pak D Susanto, PakDSus, dan panggilan dalam komunitas penulis dan KKG adalah Pak D saja. Selain anak tertua, sehingga semua keponakan memanggil beliau Pak Dhe, pun karena saya tinggal di desa D. Tegalrejo. Susanto D, artinya Susanto yang tinggal di desa D. Akhirnya huruf D yang diucapkan De menjadi 'brand' pada blog maupun komunikasi dengan sesama blogger di grup Whatsapp. Beliau tamatan dari Universitas Terbuka, UPBJJ Palembang dan juga lulusan dari STKIP PGRI Lubuklinggau. Beliau sekarang menetap di Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan.


Uraian Materi
Apa itu Proofreading ?
Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut.
Kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata.
Diawal materi narasumber memberikan sebuah kalimat yang berbunyi 
"Hmm...aku akan mulai membuat cerita fiksi berdasarkan kiat-kiat dari Pak Mazmo." Kata Cici. Dari kalimat diatas narasumber meminta peserta untuk melakukan proffreading atau uji baca.
Menurut narasumber kalimat diatas masih bisa diperbaiki :
"Hmm ... aku akan mulai membuat cerita fiksi berdasarkan kiat-kiat dari Pak Mazmo," kata Cici.
Tanda Elipsis/Titik Tiga (...)  dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan, biasanya untuk memberikan jeda pada dialog.
Menurut PUEBI tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
Mengapa kata "kata" ditulis dengan huruf kecil? Hal ini berkaitan dengan aturan penulisan "dialog tag". Dengan melakukan proofreading, kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan. Ada perbedaan antara proffreading dengan Editing. Kalau editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan. sedangkan proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.

Tugas seorang proofreader
Orang yang melakukan proofreading disebut sebagai proofreader. Seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang di uji-baca bisa diterima logika dan dipahami. Karena itu seorang proofreader harus dapat mengenali:
* Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak,
* Susunannya sudah tepat atau belum 
* Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak
Jadi jika seorang seorang proofreader mendapatkan tugas untuk menguji-baca sebuah teks terjemahan. Output yang dihasilkannya adalah sebuah teks yang mudah dipahami meski bagi orang yang tidak mengetahui bahasa asal teks terjemahan tersebut. Jadi disini tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.

Mengapa harus melakukan proofreading?
Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak dilewatkan. Proofreading adalah aktivitas untuk memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum tulisan dipublikasikan. jadi kegiatan ini adalah kegiatan akhir setelah tulisan diselesaikan. Seorang proofreader akan membantu untuk mengoreksi apakah ada kesalahan dalam tulisan kita. Jika kita melakukan sendiri aktivitas proofreading ini maka pastikan tulisan kita sudah jadi atau sudah selesai. Namun kenyataan yang sering terjadi adalah ketika sedang menulis, muncul keinginan kita untuk membuat tulisan kita sempurna, sehingga sering muncul kekhawatiran tulisan kita jelek, tidak layak untuk dibaca, banyak kesalahan ejaan atau kalimatnya tidak pas dan sebagainya. Akhirnya kita ingin segera memperbaiki tulisan kita tersebut. Ibarat kita membangun rumah, baru sampai membuat dinding, atap belum dipasang, tetapi kita sudah memoles dengan mengecatnya dan memberi ornamem. Ketika kita tidak puas dengan warna catnya kita ganti lagi dan seterusnya maka yang terjadi adalah rumah itu tidak akan pernah selesai. Demikian juga dengan tulisan kita." tidak akan jadi-jadi".
Akhirnya, maksud hati membuat tulisan yang menarik, akibat kekurang cermatan dalam pengetikan tulisan di blog, tulisan menjadi berkurang nilai kemenarikannya. Sayang, 'kan?

Tulisan di blog masih terdapat kesalahan (ejaan atau struktur kalimat). Meskipun, seiring dengan berjalannya waktu, kemampuan  akan semakin baik sehingga kesalahan itu akan banyak berkurang. Buktinya, ketika Bapak dan Ibu berlomba menerbitkan tulisan, tulisannya sudah enak dibaca.
Oleh karena itu, proofreading penting dilakukan, sebelum tulisan diterbitkan. Proofreader (meskipun dilakukan oleh penulis) bersifat netral. Seorang proofreader akan menilai karya penulis secara objektif.Oleh karenanya, proofreader bertindaklah sebagai seorang “pembaca”. Apakah karya tulis itu sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit? Bagaimana agar objektif?Agar objektif, setelah tulisan selesai, endapkan dulu beberapa jam atau beberapa hari.Hal ini dilakukan untuk membebaskan pikiran kita dari ide yang baru saja dituangkan. 

Bagaimana cara memposisikan diri sebagai "CALON PEMBACA"?
  • Langkah Pertama, Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.
  • Langkah KeduaMerevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.
  • Langkah KetigaMemoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.
  • Langkah keempat
  1. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya      penerbit.
  2. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI.
  3. Konsistensi nama dan ketentuannya.
  4. Perhatikan judul bab dan penomorannya
Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.


Cara mudah melakukan proofreding terutama pada typo.

Silahkan disimak video dibawah ini 


Demikian pertemuan malam ini. Pak De Susanto telah begitu banyak menyampaikan materi, dari materi pada malam ini saya baru memahami ternyata setelah tulisan ditulis kita perlu mengadakan proofreading atau uji baca untuk membuat tulisan kita mudah dipahami, masuk akal atau diterima logika. Pertanyaaan dari beberapa pesertapun dijawab pak De Susanto dengan jelas sehingga menambah materi yang sudah disampaikan sebelumnya. Semoga apa yang disampaikan pada malam ini dapat kita praktikkan dalam melakukan proffreading terhadap tulisan kita masing-masing. Terima kasih pak De Susanto, semoga apa yang disamapikan pada malam ini akan menjadi amal jariah untuk pak De dan akan mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin. 


"Kalau impianmu tak bisa membuatmu takut, mungkin karena impianmu tak cukup besar." (Muhammad Ali)








Pangkalpiang, 14 Februari 2022

























 

Teknik Promosi Buku

Judul : Teknik Promosi Buku. Resume Ke : 28 Gelombang : 23 Hari / Tanggal : Senin / 21 Maret 2022 Narasumber : Akbar Zainudin Moderator : Wi...