Resume Ke : 18
Gelombang : 23
Hari / Tanggal : Jumat / 24 Februari 2022
Narasumber : Raimumundus Brian Prasetyawan, S.Pd.
Moderator : Ibu Rosminiyati
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat berjumpa kembali bapak ibu guru hebat semuanya, para narasumber yang tak bosan-bosannya berbagi kepada kami para peserta dan juga para moderator yang keren. Senang sekali pada malam hari ini, saya masih bisa mengikuti kegiatan BM PGRI yang telah memasuki malam yang kedelapan belas. Tampaknya para narasumber sedang mengarahkan para peserta pelatihan untuk segera menerbitkan buku solo mereka masing-masing.
Kalau dua malam sebelumnya kami mendapatkan materi tentang mengenal penerbit Indie, malam ini sepertinya kami masih akan membicarakan tentang penerbit Indie, namun temanya adalah"Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie". Narasumber yang akan membersamai kami adalah seorang bapak muda yaitu Bapak Raimumundus Brian Prasetyawan atau biasa dipanggil dengan pak Brian. Sementara yang akan mendampingi sebagai moderator adalah teman seperjuangan saya di SMK Negeri 2 Pangkalpinang. Beliau adalah orang yang selalu memotivasi saya dan teman-teman lain untuk menulis. Kami sangat bangga dengan beliau. Beliau adalah ibu Rosminiyati atau yang akrab disapa dengan panggilan kak Ros.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat berjumpa kembali bapak ibu guru hebat semuanya, para narasumber yang tak bosan-bosannya berbagi kepada kami para peserta dan juga para moderator yang keren. Senang sekali pada malam hari ini, saya masih bisa mengikuti kegiatan BM PGRI yang telah memasuki malam yang kedelapan belas. Tampaknya para narasumber sedang mengarahkan para peserta pelatihan untuk segera menerbitkan buku solo mereka masing-masing.
Kalau dua malam sebelumnya kami mendapatkan materi tentang mengenal penerbit Indie, malam ini sepertinya kami masih akan membicarakan tentang penerbit Indie, namun temanya adalah"Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie". Narasumber yang akan membersamai kami adalah seorang bapak muda yaitu Bapak Raimumundus Brian Prasetyawan atau biasa dipanggil dengan pak Brian. Sementara yang akan mendampingi sebagai moderator adalah teman seperjuangan saya di SMK Negeri 2 Pangkalpinang. Beliau adalah orang yang selalu memotivasi saya dan teman-teman lain untuk menulis. Kami sangat bangga dengan beliau. Beliau adalah ibu Rosminiyati atau yang akrab disapa dengan panggilan kak Ros.
Diawal pertemuan kak Ros menyampaikan bahwa sebelumya sudah ada beberapa penerbit yang sudah diperkenalkan, contohnya Cak Inin dengan Penerbit Kamila Lamongan, ada Bu Kanjeng dengan Penerbit Oase dan Pak Brian yang akan memperkenalkan 2 penerbit rekanan beliau. Yang terpenting bagi para peserta adalah mempersiapkan naskah sebaik mungkin. Menurut Kak Ros karena ini sudah pertemuan ke 18 para peserta sebaiknya sudah mulai menentukan judul dan outline atau daftar isinya. Selanjutnya maksimalkan penggunaan KBBI dan PUEBI. Untuk menambah lagi referensi penerbitan buku, mari kita simak materi malam ini dengan tema "Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie”, namun ada baiknya kita lihat terlebih dahulu profil singkat narasumber berikut ini.
Profil Singkat Narasumber.
Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.dilahirkan di Jakarta, 30 Juni 1992. Beliau adalah sosok guru blogger millennial yang ganteng. saat ini beliau tinggal di Bekasi, dan berprofesi sebagai guru SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta sejak tahun 2015 sampai sekarang. Berbagai capaian telah diraih beliau terkait blog dan tulisan. Beliau adalah alumnus Belajar Menulis PGRI gelombang 4 yang mengabdikan diri sebagai pengurus kegiatan Pelatihan Belajar Menulis ini, termasuk menerbitkan sertifikat peserta yang lulus. Untuk mengetahui lebih lengkap tentang narasumber silahkan klik link di bawah ini.
Uraian Materi
Diawal materi Pak Brian menyampaikan bahwa pada saat beliau mengikuti pelatihan menulis ini yaitu pada Maret 2020 para narasumber tidak membahas tentang teknis penerbitan buku di penerbitan Indie, sehingga para peserta harus mencari sendiri mau ke penerbit mana. Karena kebanyakan dari para peserta masih awam dengan penerbitan buku dan dikhawatirkan akan kebingungan mau menerbitkan buku dimana, maka sekarang di berikanlah materi tentang penerbit Indie.
Selanjutnya Pak Brian menyampaikan juga bahwa menerbitkan buku sekarang semakin mudah karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi.
Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Erlangga, Grasindo, Elex media, Andi, dan lain-lain. Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.
Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut
* Naskah pasti diterbitkan.
* Proses penerbitan mudah dan cepat.
Bagi penulis pemula tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan, tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan
Beliau sendiri sudah menerbitkan 3 buku solo yang kesemuanya di terbitkan Penerbit Indie.
Lebih lanjut lagi Pak Brian menyampaikan bahwa ada beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih penerbit Indie :
● Biaya penerbitan
● fasilitas penerbitan
● Batas maksimal jumlah halaman
● Ketentuan dan Biaya cetak ulang
● Apakah dapat Master PDF
● Lama penerbitan
● Jumlah buku yang didapat penulis.
Menurut beliau lagi kita harus mengetahui hal-hal tersebut diawal, jangan sampai kita tahunya belakangan. kadang-kadang ada penerbit yang mengatakan gratis, tapi kita tidak tahu ketentuan yang belum terungkap. Misalnya ternyata kita tidak dapat cetakkan bukunya, dapat master PDF saja. Kita mesti cari percetakkan sendiri, atau misalnya gratis tapi harus cetak minimal 20 eksemplar.
1. Penerbit Depok
2. Penerbit Malang
Beliau menambahkan lagi bahwa beliau termasuk salah satu yang bisa membantu para peserta menerbitkan buku. Beliau sudah pilihkan penerbit yang enak banget. Kinerjanya sudah tidak diragukan lagi. Beliau sudah melihat sendiri kedua penerbit tersebut menerbitkan buku tidak lebih dari 2 bulan. Hasil cetakkannya bagus, dan bisa dibuktikkan sendiri. Para peserta tidak perlu mengalami pengalaman yang mengecewakan saat menerbitkan buku, karena ada pak Brian yang mengawal dan menjamin buku sampai terbit.
Beliau meminta untuk memperhatikan 2 penerbit rekanan beliau, yang diberi huruf tebal adalah letak perbedaannya. Menurut beliau dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Penerbit Depok cocok untuk kami para peserta yang hanya sekedar menerbitkan buku saja dan tidak berencana cetak ulang, artinya hanya untuk pribadi saja, sehingga tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Biaya penerbitan yang terbilang murah, membuat biaya cetak ulang di penerbit Depok cukup lumayan.
Penerbit Malang cocok untuk kami para peserta yang berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit Depok.
Demikian materi yang disampaikan pak Brian malam ini. Melalui materi malam ini kami mendapat sedikitpencerahan tentang apa yang akan kami lakukanselanjutnya terhadap hasil resume yang telah kami buat dan kemana kami akan meminta bantuan untuk menerbitkan buku solo perdana kami. Terimakasih Pak Brian atas pencerahannya, semoga kami bisa segera mewujudkan angan-angan untuk menerbitkan buku solo.
Pangkalpinang, 24 Februari 2022