Resume Ke : 20
Gelombang : 23
Hari / Tanggal : Rabu / 02 Maret 2022
Narasumber : Edi S. Mulyanta
Moderator : Mulyadi
Profil Singkat Narasumber
Bapak Edi S. Mulyanta dilahirkan di Yogyakarta pada 24 Mei 1969. Beliau adalah seorang Publishing Consultant dan E-Book Development Andi Publisher pada Penerbit Andi Yogyakarta.Selain sebagai praktisi dibidang penerbitan, beliau juga seorang akademisi atau dosen. Didunia tulis menulis tentu belaiu tidak diragukan lagi, buku-buku karya beliau telah lama menghiasi toko-toko di Indonesia, umumnya berkaitan dengan dunia teknik. Hal ini sesuai dengan latar belakang pendidikan beliau sebagai seorang magister dibidang Teknik Elektro. Selengkapnya kita bisa mengenal bapal Edi S. Mulyanta pada link berikut.
https://www.pbuandi.com/2021/11/edi-s-mulyanta.html?view=flipcard
Uraian Materi
Di awal materi pak Edi menjelaskan bahwa Istilah penerbit mayor sebenarnya mengacu pada jumlah produksi buku yang dihasilkan dalam satu tahun. Penerbit dengan jumlah terbitan di atas 200 judul per tahun dianggap sebagai penerbit skala mayor. beliau juga menambahkan bahwa pada masa pandemi ini, mereka tetap menerbitkan buku di atas 200 judul, meskipun terkendala produksi yang sempat tutup karena outlet toko buku juga terdampak pandemi.
Menurut pak Edi Tahun 2019 merupakan tahun yang paling berat dalam dunia penerbitan buku, karena perubahan teknologi betul-betul seperti bayang-bayang kelam yang dapat melahap dunia penerbitan buku di Indonesia bahkan di dunia. Runtuhnya dunia surat kabar, merupakan pukulan telak bagi dunia cetak, dan informasi berupa cetakan. Dunia penerbitan yang saat ini di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), menjadi was-was dan memandang cukup berat tantangan ke depan dunia cetak dan produksi buku. Undang-undang no 3 th 2017 tentang sistem perbukuan, telah memberikan isyarat yang tegas akan hadirnya format media digital yang telah diberikan keleluasaan untuk secara bertahan menggantikan dunia cetak. Dipertegas lagi dengan keluarnya Peraturan Pemerintah no 75 yang keluar pada tahun 2019, telah memberikan petunjuk secara tegas untuk memberikan arah ke dunia digital di penerbitan.
Ini adalah posisi penerbit secara garis besar, jadi yang didapat penulis selain royalty (koin) mereka juga mendapat poin untuk jenjang akademik. Pak Edi juga menyarankan terkait buku apa yang ingin kita tulis untuk mengikuti peraturan pemerintah No 75 (th 2019) yang memberikan arah pelaksanaan undang-undang perbukuan No 3 tahun 2017.
Ini adala jenis buku yang disarankan untuk ditulis, karena penerbit-penerbit menggunakan arah peraturan pemerintah ini dalam menjalankan roda usahanya.
Perkembangan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, menuntut penerbit-penerbit untuk berlomba-lomba menerbitkan buku yang mendukung literasi dasar, sehingga peluang untuk dapat terbit menjadi semakin menarik. Kita bisa menyambut peluang ini, mengingat kurikulum baru saat ini menuntut banyaknya sumber-sumber literasi bagi anak didik kita. Penerbit-penerbit saat ini semakin semangat untuk dapat mengisi peluang tersebut, kendala utama adalah mencari penulis dengan tema yang marketable. Apabila dipetakan, antara kualitas dan besar market akan terlihat peluang yang menarik untuk mengisi tema-tema buku yang menarik penerbit.
Bapak Edi selanjutnya menjelaskan bahwa terdapat 4 kuadran yang digunakan oleh penerbit dalam menentukan buku tersebut layak terbit atau tidak di dasarkan pada keilmiahan dan besar market. Kuadran yang menarik bagi penerbit adalah buku yang punya market besar, dan tentunya diimbangi dengan kualitas yang ideal walaupun cukup sulit mencari kuadran buku yang ideal.
Kendala utama untuk terbit adalah keterbatasan modal penerbit, sehingga penerbit akhirnya memberikan syarat-syarat dan saringan untuk dapat mendapatkan naskah yang mendukung industrialisasi buku tetap berjalan. Penerbit biasanya akan melakukan scouting, atau pencarian tema dan penulis, dan tentunya bekerjasama dengan team riset pemasaran untuk menentukan tema apa yang masih dapat diserap pasar. Penerbit, tidak dapat mengesampingkan data pasar buku di Indonesia, sehingga data pemasaran ini sangat penting untuk memberikan arah haluan ke mana produksi buku dapat dikembangkan lebih lanjut. Team riset pemasaran akan memberikan data awal kemana outlet yang menguntungkan, meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi.
Selanjutnya kita bisa melihat di contoh gratis yang dapat dibaca secara free.kita juga bisa mengintip karya-karya yang telah terbit sehingga memudahkan memberi arah tema buku apa yang kira-kira cocok dengan kompetensi kita masing-masing.
Tulislah perencanaan naskah untuk ditawarkan ke penerbit, dengan cara ATM yang sangat populer Amati, Tiru, dan Modifikasi. Selanjutnya tentang hal yang selalu ditanyakan penulis tentang siapa yang membiayai penerbitan sebuah buku. Penerbit mayor biasanya mempunya dana untuk memilih terbitan buku yang menjadi sasarannya, sehingga semua biaya produksi hingga pemasaran dilakukan oleh penerbit tersebut. Konsep dasar pembiayaan dalam penerbitan buku, adalah penerbitnya yang membiayai. Karena banyak tulisan yang tidak sesuai dengan misi dan visi penerbit akhirnya tidak dapat terbit. Karena banyaknya buku yang ditolak penerbit, akhirnya penerbit memberikan skema lain dalam penerbitannya. Misalnya dibiayai oleh penerbitnya sendiri, baik melalui skema dana pribadi, CSR Perusahaan, Dana Penelitian Daerah, Dana Sekolah dan lain-lain.
Trik yang dapat digunakan dan cukup mujarab adalah menulis berbarengan dengan pembiayaan gotong royong antar penulis. Banyak plus minus nya apabila menulis keroyokan, terutama angka kredit yang kecil karena dibagi beberapa penulis.Banyak penerbit-penerbit saat ini menawarkan layanan hal tersebut. Konsentrasi penulis adalah di materi yang otentik, dan unik. Penerbit akan membantu dalam hal pembahasaan dan penyajian.
Diakhir materi pak Edi memberikan kesimpulan bahwa Penerbit adalah lembaga yang mencari profit, dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan bukunya sesuai dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit dalam menghasilkan buku yang akan dinikmati oleh pembacanya. Kirimkan usulan penerbitan buku, supaya ide Anda dapat ditangkap penerbit dan disebarluaskan ke pembaca.
Demikian materi yang disampaikan oleh pak Edi pada malam ini, terselip harapan kiranya para penulis pemula ini dapat menerbitkan buku di penerbit mayor seperti apa yang dijelaskan oleh narasumber tadi. terimakasih pak Edi, semoga apa yang bapak sampaikan dapat bermanfaat bagi kami sebagai penulis pemula dalam memilih penerbit untuk menerbitkan buku solo perdana kami, Insha Allah.
Pangkalpinang, 02 Maret 2022
Mantap....melaju...ayo...
BalasHapuspenerbit adalah lembaga yang tugasnya luar biasa. tugas kita selanjutnya adalah mengusulkan karya terbaik kita untuk diterbitkan...
BalasHapusMaju dan sukses selalu Sohibku sayang
BalasHapusDari awal peetemuan ke-1 hingga pertemuan ke-20, luar biasa banyak ilmu & manfaat yang bisa diambil.
BalasHapusSemoga resmunnya jadi buku solo
BalasHapusAyo bu eni..setelah dapur dibuka..Lengkap, konsisten, melangkah ke buku solo..sudah mencapai perrwmuan 20...🤩
BalasHapusTak terasa sudah 20 kali pertemuan dg penuh semangat
BalasHapusAyo...menulis buku solo Bu...
BalasHapusSiap menuju buku solo
BalasHapusDapur sudah terbuka, mari nikmati sajiannya "Go Penerbit Mayor"
BalasHapus